Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Surat-surat Nihilisme #3

6 November 2020   18:29 Diperbarui: 6 November 2020   18:44 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa kau berusaha untuk mencari tahu semuanya?
Apa dengan semua itu, kau yakin mengumpulkan bukti-bukti yang kuat, untuk menyalahkan kami? 

Apakah orang yang kau tanya mengetahui hal yang sebenarnya? Atau mereka melebihkan-lebihkan apa yang  mereka lihat?  Melebih-lebihkan informasi yang mereka dengar dari orang lain? 

Apakah itu fakta seutuh-utuhnya fakta? yang tidak bercampur dengan subjektivitas dan sifat emosional dari sang penutur? 

Akan kukatakan, manusia itu selalu melebih-lebihkan pesan yang disampaikannya! Entah dengan sakit hatinya, masa lalunya, pengalaman buruknya, kebenciannya, kekecewaannya, dan semacamnya. 

Sehingga fakta itu terkaburkan menjadi sebuah keyakinannya sendiri yang malah melenceng dari yang seharusnya. Keyakinan ini akan menjadi sebuah kebenaran yang naif, yang diakibatkan emosi-emosi yang tak bisa dikontrol! 

Untuk apa kau melakukan ini semua, hah? Apakah hasratmu sebagai 'detektif' untuk mencari kebenaran belum terpuaskan? Informasi yang mereka berikan kamu telan begitu saja? Sungguh, 'detektif' macam apa kau! 

Bukankah Tuhan Maha Mengetahui dan Maha Kuasa? Apakah kau ingin mengejar level Tuhan? Dengan mencari semua informasi yang sudah bias oleh hasrat untuk menyakiti orang lain? Apakah 'mental' mu kuat? 

Tuhan sudah mengetahui semuanya, jika kau ingin mengejar kebenaran layaknya Tuhan, kau hanya akan dibuat frustrasi, lelah. Semua akan jadi sia-sia, tak berguna. Karena kau bukan Tuhan. 

Untuk apa mengetahui semuanya? Hasratmu sendiri yang malah membunuhmu perlahan. Bukti yang kau kumpulkan itu hanya kumpulan hasratmu untuk menyalahkan kami kan? Karena kau tidak suka kepada kami kan? Hanya untuk memuaskan rasa kesalmu saja! 

Terserah, ikuti saja hasratmu dan kau hanya akan berjumpa dengan penyesalan! Kau telah mengubah dunia tempat kita tinggal semakin dekat dengan 'neraka' yang sesungguhnya. Saling benci, saling menyalahkan. Hancurlah kita semua! Inilah persaudaraan yang busuk! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun