Mohon tunggu...
Indra Ardiansyah
Indra Ardiansyah Mohon Tunggu... -

Hati manusia itu laksana sebuah parasut, jika tidak dibentangkan maka tak ada manfaatnya sama sekali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anggun(a): Nasibmu Kini

2 Desember 2011   07:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan sampe salah baca yah! saya disini tidak sedang membahas seorang penyanyi bernama Anggun. Penyanyi Indonesia yang namanya udah go international. Saya juga bukan Anggun Lover. Jadi jangan harap disini anda menemukan embel embel yang berhubungan dengan Mbak Anggun. Disini saya hanya ingin membahas Angguna. Mungkin yang berdomisili di surabaya, pasti familiar dengan jenis kendaraan ini. Waktu jaman saya esde, kendaraan ini begitu populer dan menjadi primadona. Sampe saya dan mas saya berlomba-lomba naik alat transportasi ini begitu turun dari kapal feri di perak. Dengar namanya saja, sudah kedengaran keren. Mobil yang Anggun dan cantik hehehe.Temen-temen di sekolah selalu menyombongkan diri bila sudah pernah naik Angguna. Daripada bajaj, angguna memiliki ruang lebih luas di dalamnya. Apalagi ada bagasi di belakangnya, menjadi tambahan plus tersendiri. Saya biasanya menaiki Angguna dari pelabuhan tanjung perak menuju kenjeran, rumah tante saya. Bertahun-tahun kemudian, sepertinya angguna mengalami penurunan pangsa pasar. Entahlah masyarakat surabaya saat ini lebih cenderung naik angkot karena lebih ekonomis. Kalau naik angguna harus melakukan tawar menawar harga sehingga penumpang menjadi malas. Kalau naik angkot, harga transportasi telah ditentukan oleh Organda dan tentunya lebih ramah dengan ukuran kantong. Terakhir bulan kemaren, saya mudik pulang kampung ke madura, mata saya tertuju kepada mobil angguna yang diparkir di sepanjang jalan dekat pelabuhan tanjung perak. Benak saya pun melayang ke 15 tahun silam yang lalu. Ironis. Sungguh sangat mengenaskan kondisi mobil angguna saat ini dibanding waktu saya kecil dulu. Tampak reot dan tak terawat. Banyak karatan di bagian bodi. Deru mesinnya pun tidak mengenakkan telinga. Sementara itu, di sebelah pangkalan angguna tampak sederetan  angkot dengan berbagai jurusan. Kelihatan sekali Angguna tampak tak berdaya dengan kehadiran banyaknya angkot di pangkalan angkot sebelahnya. Tampak supir angguna mencoba menawarkan jasa kepada penumpang yang baru mendarat dari kapal feri. Namun hampir semua penumpang tak tertarik. Si supir kelihatan tampak gusar karena lobinya gagal. Saya melihat semua itu. Disana saya sempat mengambil gambar mobil angguna. Waktu itu saya sangat tergesa-gesa karena bunyi sirine kapal akan berangkat. Saya segera harus masuk kapal. Untungnya saya masih bisa mengambil gambar meski cuma satu buah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun