Sebelumnya, Pemerintah telah menyiapkan insentif untuk wisatawan mancanegara dengan memberikan alokasi tambahan sebesar Rp 298,5 miliar terdiri dari alokasi untuk airlines dan agen diberikan diskon khusus ataupun semacam insentif, totalnya Rp 98,5 miliar.
Alokasi lainnya diberikan kepada anggaran promosi sebanyak Rp 103 miliar, kegiatan tourism sebesar Rp 25 miliar, serta relasi media dan jasa pemberi pengaruh atau inflluencer (Buzzer Sosemed) sebesar Rp 72 miliar.
Sedangkan kita ketahui, masalah utama yang dihadapi untuk mendorong peningkatan produktivitas pangan adalah terbatasnya akses Petani terhadap sumber-sumber pembiayaan, terutama dari lembaga keuangan formal, dan jika momentum ini dimaknai dengan benar oleh pemerintah, tentunya sektor pertanian-lah yang juga turut diprioritaskan untuk mendapat insentif, sehingga hasil produksi dapat terdongkrak sehingga bisa meningkatkan produksi kandungan lokal akan konsumsi masyarakat.
Timpangnya kebijakan terkait insentif tersebut menimbulkan  berbagai spekulasi di masyarakat. Pertanyaannya, apakah pemerintah tidak menyadari hal terurai di atas, atau langkah itu diambil karena pemerintah lebih dominan mengambil langkah untuk melindungi bisnis para konglomerat pemilik hotel-hotel berbintang ? Jujurlah !Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H