Banyak dari kita yang tentunya sudah tidak asing lagi dengan kota Bernama Sidoarjo. Kota yang terkenal dengan lambang kotanya yang berbentuk bandeng dan udang ini terletak di Provinsi Jawa Timur. Namun, hal lain yang sering diperbincangakn ketika membicarakan kota ini adalah betapa banyaknya jalan rusak yang ada di berbagai titik kota. Â
   Di Sidoarjo banyak ditemukan jalan rusak mulai dari yang ringan sampai berat. Dilansir dari Medkom.id, jalan yang menjadi kewenangan Pemkab Sidoarjo adalah sepanjang 1.021,3 Km. Namun jalan yang layak dilewati hanya sepanjang 970,79 Km. Jadi dapat disimpulkan bahwa jalan yang rusak ringan maupun berat telah mencapai 50,58 Km.
   Sudah banyak sebenarnya warga yang telah mengeluhkan tentang permasalahan infrastruktur yang tidak memadai ini. Bahkan, menurut Dwi Eko Saptono selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten SIdoarjo, 7 dari 10 surat keluhan yang disampaikan oleh warga tersebut berhubungan dengan permasalah jalan rusak.Â
Para warga semakin resah karena jalanan-jalanan rusak ini banyak membahayakan pengendara. Para pengendara sering terjatuh akibat terperosok lubang dan mengakibatkan cedera. Jalan-jalan yang banyak dilaporkan antara lain yaitu, Jalan Lingkar Timur dan Jalan Banjarsari Buduran.
   Pasti banyak dari kita yang bertanya-tanya mengapa Sidoarjo bisa mengalami kerusakan jalan sebanyak itu. Dikutip dari pernyataan Bapak Dwi Eko Saptono, terdapat 3 alasan yang dapat menjelaskan mengapa isu ini ada. Pertama, yaitu karena terdapat proyek nasional Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan. Proyek ini mengharuskan proses dimasukkannya pipa ke dalam jalan yang diawali dengan merusak jalan.Â
Alasan kedua adalah mobilisasi urukan. Hal ini terjadi Ketika banyak warga Surabaya yang bergeser ke Sidoarjo akibat telah padatnya Kota Surabaya sehingga banyak mobilisasi sirtu (pasir dan batu). Jalan di Sidoarjo yang kebanyakan berstatus "jalan daerah" hanya dapat menanggung beban seberat 10 ton.Â
Sedangkan, kendaraan yang lewat sekarang telah melebihi batas tersebut. Selanjutnya, alasan yang ketiga adalah hujan deras yang membuat jalanan aspal tergerus. Kondisi ini semakin diperparah oleh tidak adanya drainase yang mengakibatkan air hujan menggenang di jalan. Genangan yang tak terhindarkan ini juga disebabkan oleh curah hujan tinggi di Sidoarjo. Dari awal Februari sampai pertengahan Maret, curah hujan telah mencapai skala 300-400 milimeter.
   Kerusakan jalan ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika tidak segera ditangani, akan semakin banyak keluhan dari masyarakat dan risiko cedera saat berkendara juga semakin besar. Sebenarnya ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani kerusakan jalan ini. Berikut akan dijelaskan tentang langkah-langkah apa saja yang dapat kita dan pemerintah ambil.
Langkah-Langkah Menanggulangi Jalan Rusak :
Perbaikan Secara Rutin
Cara ini merupakan cara yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan jalan rusak. Dengan perbaikan secara rutin, maka jalan-jalan yang rusak akan mendapatkan atensi dan akhirnya diperbaiki. Perbaikan bisa berupa mengisi bagian retak ataupun lubang pada jalan, menambah lapisan pelindung jalan, dan memperkuat struktur jalan.