Mohon tunggu...
Ardi Yansyah
Ardi Yansyah Mohon Tunggu... guru -

Menggali nalar mengasah pikiran | Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Agama Menjadi Bencana

19 Maret 2016   11:52 Diperbarui: 19 Maret 2016   12:01 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mungkin sejak kecil pernah mendengar bahwa semua agama itu baik, dan agama mengajarkan kebaikan. Sejak dalam kandungan sampai lahir, apapun agamanya pasti orang tua mengajarkan nilai-nilai luhur agama dan berharap bahwa anaknya menjadi baik. Tetapi bisa kita lihat, fenomena kekerasan yang mengatasnamakan agama sudah banyak. Munculnya ISIS di Timur Tengah, pembunuhan umat Islam di Myanmar, genosida terhadap bangsa Yahudi, pembantaian pasukan Salib terhadap umat Yahudi, Kristen Timur dan Islam, hal ini akan membuat pertanyaan, “apakah benar agama itu baik?”

Charles Kimbal membahas hal ini dalam bukunya “Kala Agama Jadi Bencana”, setidaknya ada beberapa faktor mengapa agama menjadi jahat dan membuat bencana di dunia. 

Klaim kebenaran mutlak

Setiap agama mempunyai doktrin bahwa agama merekalah yang paling benar, sehingga hal ini menjadi bencana. Mengapa? Karena dengan adanya klaim ini, toleransi berkurang dan kita mudah memvonis orang lain dengan sebutan sesat, kafir, bidah dan lain-lain. Bahkan karena berbeda agama, orang itu pantas di bunuh karena dianggap orang yang sesat.  Sehingga para cendekiawan merumuskan dan menafsirkan ulang pemahaman ekstrim agama dengan rumusan Pluralisme. Pluralisme bukanlah paham untuk menghilangkan keyakinan kebenaran agama kita, atau mencampuradukan pemahaman agama kita, tetapi untuk mengakui bahwa kebenaran ada diluar agama kita. Diluar agama kita berhak selamat dan menjamin kehidupan yang baik di akhirat tanpa kita harus menghilangkan bahwa agama kita benar.

Kepatuhan buta

Kepatuhan buta juga menjadi penyebab agama itu jahat. Arti kepatuhan buta ialah, kita hanya melihat kebenaran hanya dari pemimpin kelompok kita tanpa ada rasa untuk mengkoreksi jika salah. Bisa kita lihat, ISIS dan kelompok teroris lainnya, bisa kita tanya dalam hati mereka yang paling dalam, bagaimana rasa membunuh orang dengan memenggalnya bahkan membakarnya? Mereka dalam hati pasti merasa bersalah, sehingga terdapat mantan teroris yang tobat. Sedangkan yang belum tobat, mereka tahu itu salah, tapi karena mereka didoktrin oleh pemimpinnya bahwa ini adalah jihad dan kita berada di pihak yang benar, kemudian mereka mematuhi dengan buta sehingga ketika mereka menggunakan cara-cara keji, hati mereka tertutup. Bahkan jika memimpin mereka menyerukan untuk menghancurkan pemerintah, masjid, gereja, pasar dengan menggunakan bom bunuh diri mereka akan lakukan tanpa berpikir panjang.

Membangun zaman “Ideal”

Membangun zaman ideal bisa membuat agama menjadi jahat dengan doktrin buta dan dengan sifat radikal. Mereka menganggap bahwa pemerintah itu telah banyak melakukan penyimpangan, sehingga mereka harus membentuk zaman ideal dengan cara memberontak dan melakukan kontak senjata. Maka tak heran, aksi yang mengatasnamakan jihad selalu dengan motif membangun zaman ideal, membangun khilafah, membangun negara Islam, sehingga mereka tak tanggung-tanggung menyebarkan teror dengan cara-cara yang keji.

Menyerukan perang suci

Perang suci yang dilakukan oleh para ekstrimis membuat wajah agama menjadi jahat. Atas nama perang suci mereka berani melakukan teror kepada masyarakat, bahkan tak segan-segan mereka membunuh orang yang berbeda dengan mereka. Bisa kita lihat fenomena ISIS yang menyerukan perang suci melawan presiden Suriah Bashar Asad dan banyak membunuh rakyat sipil serta menghancurkan fasilitas umum yang mana itu berguna untuk masyarakat.

Inilah beberap faktor kenapa agama menjadi bencana, dan tugas kita untuk merefleksikan dan menafsirkan ulang sikap keberagamaan di zaman modern dengan masyarakat yang majemuk dan kultural. Jangan sampai pesan-pesan kedamaian agama rusak oleh sekelompok orang yang berpaham radikal dan ekstrim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun