Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mati Tertawa Cara Rusia

17 Maret 2015   12:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:32 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Di tahun 1980 hingga 1990-an, di antara kita pasti pernah membaca kumpulan tulisan lelucon dan anekdot tentang kisah masyarakat, politisi, pemimpin serta pendiri Uni Soviet. Kisah yang dibukukan dengan judul Mati Tertawa Cara Rusia itu menceritakan tentang ambisi dan perilaku keseharian pemimpin Uni Soviet (Rusia). Ambisi dan perilaku mereka ternyata banyak membuat kita tertawa terpingkal-pingkal sebab di balik ambisi dan perilaku itu menunjukkan adanya kebodohan, kekonyolan, serta keluguan.

Di masa itu, Uni Soviet merupakan salah satu negara superpower, namun ternyata mereka kadang-kadang bahkan sering berbuat tak jauh bahkan sama dengan negara-negara yang dunia ketiga, bahkan negara-negara yang diinvasinya, yakni melakukan dan mengalami kebodohan.

Selepas cerita itu dibukukan, tindak tanduk perilaku pemimpin Uni Soviet (Rusia), masih saja membuat kita tersenyum atau tertawa karena cara-cara yang mereka lakukan sering nyleneh, konyol, dan tak serius.

Ketika Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev melakukan gerakan reformasi di tahun 1991, sekelompok militer yang dipimpin oleh Genadi Yanayev melakukan kudeta. Mereka yang dari kalangan militer itu menolak gerakan reformasi itu sebab apa yang dilakukan Gorbachev bisa membubarkan Uni Soviet.

Membuat banyak orang tertawa dari peristiwa itu adalah, pertama, saat kudeta dilakukan, Gorbachev sedang berjemur di Pantai Laut Hitam. Kedua, kudeta itu tak serius-serius amat, hanya beberapa saat setelah kudeta, mereka akhirnya menyerah. Karena merasa gagal, di antara pelaku kudeta ada yang bunuh diri dengan menembakkan peluru dari pistol ke kepalanya. Sangat aneh bila kudeta itu gagal sebab mereka didukung KGB, agen rahasia Uni Soviet yang sangat kesohor.

Tak hanya itu lelucon dari Rusia. Lelucon juga dilakukan oleh Vladimir Putin dan Dmitry Medvedev. Kedua orang yang oleh pemimpin Barat disebut pasangan Batman dan Robin itu adalah ketika mereka kongkalikong soal giliran jabatan menjadi Presiden dan Perdana Menteri.

Putin menjadi Presiden Rusia, dua periode 2000-2004 dan 2004-2008. Sebenarnya dirinya ingin tetap berkuasa namun Konstitusi Rusia membatasi jabatan Presiden hanya dua periode. Keinginan Putin untuk menjadi Presiden kembali diakali dengan mendorong Medvedev menjadi Presiden dan dirinya menjadi Perdana Menteri. ‘Perjanjian’ antara Putin dan Medvedev adalah, Medvedev hanya satu kali periode menjadi Presiden, 2008-2012. Setelah itu jabatan itu ‘dikembalikan’ ke Putin. Dan Medvedev kembali menjadi Perdana Menteri.

Kongkalingkong itu membuah hasil, pada periode 2008-2012, Putin menjadi Perdana Menteri, Medvedev menjadi Presiden. Kemudian pada periode 2012-2016, Putin kembali menjadi Presiden, dan Medvedev kembali menjadi Perdana Menteri.

Lelucon yang mungkin membuat kita tertawa lebih terpingkal-pingkal adalah soal pembunuhan tokoh oposisi, Nemtsov. Nemtsov yang sejak Putin menjadi Presiden untuk pertama kalinya, adalah orang yang selalu melancarkan kritik kepadanya. Kritik yang selalu dilancarkan oleh Nemtsov itu rupanya membuat gerah Putin sehingga malapetaka menimpa dirinya, ia dibunuh. Pembunuhan itu bisa jadi kritiknya yang keras atas tuduhan bahwa Putin terlibat dalam Perang di Ukraina.

Benarkah Putin telah membunuhnya? Sebelum kematiannya, Nemtsov mengatakan, “saya takut Putin akan membunuh saya. Saya yakin dia adalah salah seorang yang memicu perang di Ukraina.

Terbunuhnya Nemtsov tentu membuat rakyat Rusia dan dunia berang. Ketika banyak orang Rusia dan dunia meminta pertanggungjawaban Putin sebab kematian itu akibat kritik keras Nemtsov kepada Putin, dari sinilah Putin membuat lelucon dan anekdot yang bisa membuat kita tertawa terpingkal-pingkal.

Putin tentu akan mengelak bila dirinya dituduh melakukan pembunuhan itu. Untuk itu dirinya mencari orang lain yang akan dikorbankan atas peristiwa itu. Untuk menjawab dirinya bukan pelaku atas meninggalnya Nemtsov maka Putin segera bergegas menangkap pelaku pembunuhnya. Anehnya, pelaku pembunuhan itu sepertinya jauh dari lingkaran masalah antara Putin dan Nemtsov.

Polisi Rusia menangkap Anzor Gubashev dan Zaur Dadayev. Mereka dituduh melakukan pembunuhan Nemtsov. Mengapa dua orang itu dituduh menjadi pembunuh? Sebab mereka berasal dari daerah Kaukasus. Beberapa wilayah yang termasuk Kaukasus adalah Ossetia, Chechnya, Ingushetia, dan Dagestan. Dari daerah itu, terutama Chechnya banyak kelompok-kelompok yang mengangkat senjata bahkan melakukan teror di Moskwo untuk menuntut keadilan.

Di sinilah lucunya Putin yang menangkap orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan masalah antara dirinya dan Nemtsov untuk dijadikan tumbal dari ambisinya. Kedua orang itu bisa jadi dipaksa untuk mengaku membunuh Nemtsov. Cara-cara Putin dengan mengorbankan orang lain itu merupakan cara-cara purba yang sering dilakukan di negeri-negeri otoriter dan tertutup, seperti di Korea Utara. Di Indonesia hal demikian pun masih terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun