Kota Singapura adalah sebuah kawasan yang ramah fasilitas umum bagi semua orang. Bila anda ke negeri yang luasnya hanya 710,2 kilometer persegi, bandingkan dengan Jakarta yang memiliki luas 740,3 kilometer persegi, niscaya anda tidak tersesat. Ini bukan mengada-ada sebab petunjuk arah yang terpampang di setiap laluan umum sangat jelas dan setiap beberapa meter ada sehingga bisa memandu orang yang hendak menuju ke suatu tempat.
Begitu juga ketika seseorang hendak ke Garden By The Bay. Begitu tiba di Stasiun MRT Marina Bay, orang akan dipandu papan arah ke mana ia harus melangkah. Petunjuk arah yang diikuti itu rupanya menuju ke Stasiun MRT Bayfront. Sebenarnya ada MRT dari Stasiun Paya Lebar langsung ke Bayfront.
Tiba di Bayfront, petunjuk arah kembali memandu orang yang hendak menuju ke ruang terbuka hijau seluas 101 hektar itu. Dengan petunjuk itu maka sampailah sebuah area yang funtastic. Konon katanya taman itu dibangun karena inspirasi Film Avatar. Sebuah kisah orang-orang hutan pedalaman yang berwarna hijau dan bentuk tubuh yang tak biasa yang tinggal di pohon-pohon tinggi menjulang ke langit dan berukuran raksasa.
Membedakan Garden By The Bay dengan taman-taman flora lainnya adalah adanya puluhan supertrees. Supertrees adalah bangunan yang terbuat dari logam, bukan besi, yang dibentuk persis pohon dengan diameter sekitar 5 meter dan ketinggiaan antara 25 hingga 50 meter. Selanjutnya pada bangunan itu diberi tanaman yang tumbuh menjalar. Perawatan yang baik membuat tumbuhan berkembang dengan baik sehingga dedaunan yang hijau menyelimuti bangunan itu. Dari sinilah maka bangunan itu mirip dengan pohon sesungguhnya. Dengan diameter dan tinggi itu maka wajar bentuknya super atau big, trees.
Dari sekian supertrees, hanya ada 3 yang di dalamnya ada lift. Satu lift berada di the bigest supertrees, di puncak supertrees ini sepertinya ada cafe. Dan dua lift lainnya ada di supertrees yang berada samping kanan-kiri the bigest supertrees. The bigest supertrees ini dikeliling oleh supertreess lainnya. Ketika saya berkunjung di Garden By The Bay pada 16 Februari 2014, the bigest supertrees itu lift-nya sepertinya tutup alias tidak melayani untuk umum.
Di Garden By The Bay, pengunjung diberi kebebasan, mau sekadar jalan-jalan di taman silahkan, mau menuju puncak supertrees dilayani. Untuk menuju puncak supertrees, pengunjung dikenai tari 5 Sing$. Lift itulah yang membawa pengunjung sampai ke puncak.
Wooo, ketika berada di puncak, landscape Singapore bagian selatan terlihat. Dari puncak pengunjung bisa melihat Singapore Flyer, Marina Bay Sands, Laut Singapore yang menghadap ke Pulau Batam Indonesia, dan bangunan menjulang lainnya.
Bila berada di puncak, atap Gedung Marina Bay Sands begitu dekat padahal ketinggian gedung yang terinspirasi dari kapal yang berada di atas rumah akibat tsunami yang melanda Aceh pada tahun 2004 itu 200 meter.
Di puncak inilah kita bisa mengukur kadar hyperphobia. Hyperphobia adalah rasa takut bila berada di ketinggian. Bila di puncak pengunjung tidak ada masalah maka pengunjung itu enjoy-enjoy saja namun bila terjangkit hyperphobia maka berada di tempat itu sangat menakutkan. Saya mungkin mempunyai kadar hyperphobia meski tidak fatal. Begitu berada di puncak, rasa ngeri melanda hingga gemetar dalam tubuh muncul. Menghadapi yang demikian rasanya ingin turun namun sayang 5 Sing$ sudah dikeluarkan dari dompet lalu kita turun.
Untuk mengatasi hyperphobia dengan kadar yang tak fatal, saya mengusirnya dengan menahan nafas dalam-dalam dan sedikit mulai berjalan dari depan pintu lift. Setelah sedikit bergerak dan bertemu banyak pengunjung lainnya, hyperphobia mulai hilang. Dan pada kesempatan itu saya gunakan untuk memotret atau dipotret dengan latar belakang Singapore Flyer dan Marina Bay Sands. Dalam kesempatan ini saya meminta tolong orang Myanmar, Filiphina, dan sepertinya orang China untuk memotretkan dengan kamera saya.
Uji kadar hyperphobia tidak berhenti di situ. Antar supertrees itu ada jembatan yang menghubungan sejauh kurang lebih 20 meter dengan jalur yang melingkar. Jembatan itu terbilang rawan bagi pengidap hyperphobia, sebab lebarnya dari antar supertrees menyempit hingga 1 meter, tinggi dindingnya kurang dari dada manusia, dindingnya jembatan merupakan dililit kawat bercabang, dan lantai dasarnya terbuat dari plastik kaca. Seperti uraian di atas, bila tidak mengidap hyperphobia maka melewati jembatan itu enjoy-enjoy saja, bahkan di antara pengujung ada yang berdiri di tengah jembatan dan mengambil gambar namun bagi yang terkena hyperphobia melintasi jembatan itu bisa mengeluarkan keringat dingin, pusing, dan mata berkunang-kunang. Syukur akhirnya saya bisa melewati jembatan itu dengan bisa mengatasi dan mengalahkan rasa takut ketinggian. Hingga sampailah akhirnya ke pohon satunya dengan selamat.
Bagus dari pengelola garden untuk melintasi jembatan itu adalah dengan sistem one way sehingga hal demikian tidak membuat jembatan antar supertrees menjadi padat dan macet. Pengalaman di Garden By The Bay itulah kita bisa mengukur kadar hyperphobia kita. @winangunardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H