[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "][/caption]Kendaraan yang saya tumpangi pada pagi itu meninggalkan daerah di bilangan Janti, Kota Jogjakarta. Kendaraan roda empat itu bergerak ke arah terminal Jogjakarta, selepas itu mobil yang berwarna hitam menyusuri Jl. Imogiri Timur. Suasana sepanjang jalan saat itu terasa sangat panas hingga membuat gerah di badan. Saya menjadi bertanya, apakah di daerah ini juga sudah terjadi perubahan iklim, bukankah daerah ini masih jauh dari hiruk pikuk kepadatan manusia dan lalu lintas? Entahlah.
[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "]
[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "]
[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "]
Menjelang masuk ke daerah itu, jalan mulai menanjak. Tempat di pertigaan jalan, jalan terbelah menjadi dua, kanan ke arah Kebun Buah Mangunan, lurus ke arah hutan Pinus Mangunan.
Sebab tujuan saya ke hutan pinus maka mobil yang saya tumpangi jalan lurus. Dari sinilah aspal yang dilewati tak hanya meninggi namun juga berkelok. Pagi itu suasana masih tak banyak orang sehingga jalan yang dilalui lapang. Tak lama kemudian, mobil itu sudah berada di samping hutan pinus.
[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "]
Hutan yang dikelola oleh instansi kehutanan negara itu sepertinya digunakan untuk objek wisata baru. Terbukti semak belukar yang biasa tumbuh di bawah dan di kanan kiri pohon dibersihkan sehingga pengunjung merasa nyaman dan tidak kesrimpet semak belukar. Untuk menambah rasa nyaman di hutan wisata itu, pengelola membangun jalan selebar 1,5 meteran yang menjulur dari pintu masuk hingga ke bagian bukit yang berada di hutan itu.
Untuk menambah rasa petualang, di tempat itu ada beberapa gardu pandang untuk melihat hutan pinus dan landscape di sekitarnya. Gardu pandang itu yang saya lihat ada dua, satu berukuran tinggi sekitar 3 meter dan satunya lagi lebih dari 10 meter. Gardu pandang yang tingginya 10 meter ini menyatu dengan pohon yang menjulang ke langit dan menghadap ke arah pegunungan tak jauh dari wilayah itu. Untuk mengesankan alami maka gardu pandang dan tempat duduk yang ada di hutan itu semua terbuat dari kayu.
Seiring semakin banyaknya pengunjung ke hutan pinus yang memiliki luas hingga 500 ha itu, dari waktu ke waktu pengelola berbenah diri mempercantik suasana. Ketika saya berada di tempat itu, terlihat beberapa orang sedang mendirikan sebuah gapura. Gapura itu berupa kayu-kayu seukuran pohon pinus yang ada. Suasana di sana masih alami dan sunyi, tak heran saat palu menghantam kayu yang hendak ditancapkan ke dalam tanah untuk mendirikan gapura, suara benturan itu terdengar hingga jauh.
Track jalan yang menantang di Mangunan atau Muntuk membuat daerah itu sering dijadikan tujuan bagi penggemar sepeda gunung. Dalam perjalanan ke tempat wisata itu, terlihat beberapa penggendara sepeda sedang melintas. Mereka terlihat terengah-engah saat jalan menanjak curam.Â