Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Danau Bulan Sabit di Kaki Gunung Batur

31 Januari 2017   10:05 Diperbarui: 31 Januari 2017   11:40 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Gunung dan Danau Batur (Dokumentasi Pribadi)

Di sebuah papan terpampang informasi yang menyebut pada 29.330 dan 20.150 tahun yang lalu, di wilayah yang sekarang masuk administrasi Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali; terjadi sebuah letusan yang dahsyat dari sebuah gunung yang disebut oleh masyarakat di sana dengan nama Gunung Batur. Letusan gunung yang mempunyai tinggi 1717 meter tersebut mengakibatkan terbentuknya danau.

Sisa-sisa letusan itu bisa kita lihat di sekitar danau itu, di mana batu-batuan yang ada terlihat seperti karang, keras, cadas, dan berwarna hitam. Batu-batuan itu berserak dan ditumbuhi lumut dan rumput di mana di saat musim panas, tumbuhan itu mengering.  

Danau yang terbentuk memiliki panjang 7,5 km, lebar; 2,5 km; keliling 22 km; ke dalaman 88 meter; dan luas 16 km persegi itu dinamakan sama dengan nama gunung yang berdiri kokoh di sampingnya, Danau Batur. Di papan informasi yang terpasang di tepi Dermaga Danau Batur, rupa bumi dari danau berbentuk bulan sabit.

Pemandangan Gunung dan Danau Batur (Dokumentasi Pribadi)
Pemandangan Gunung dan Danau Batur (Dokumentasi Pribadi)
Danau yang dikelilingi Desa Songan A, Songan B, Trunyan, Buahan, Kedisan, dan Batur Tengah itu sekarang menjadi objek wisata masyarakat, dalam dan luar negeri. Bila berkunjung ke sana, wisatawan bisa menikmati danau, gunung, serta tradisi pemakaman masyarakat Trunyan. Sebuah tradisi yang berbeda dengan kebiasaan masyarakat Hindhu di Bali lainnya.

Masyarakat Trunyan disebut sebagai orang Bali asli, bali age, bali mula. Dikatakan Bali asli sebab gen mereka belum ada percampuran dengan masyarakat dari daerah lain. Akses menuju ke Trunyan sekarang bisa lewat jalur darat. Dulu jalur satu-satunya adalah melewati danau dengan naik perahu. Meski demikian dikatakan oleh salah seorang, untuk menuju ke pemakaman tetap harus menggunakan perahu.

Kapal Wisata di Dermaga Danau Batur (Dokumentasi Pribadi)
Kapal Wisata di Dermaga Danau Batur (Dokumentasi Pribadi)
Untuk menuju ke Danau Batur dari jalan besar, jalan yang menghubungkan Bangli dan Buleleng, wisatawan harus menuruni jalan yang menurun, berliku-liku, bahkan curam. Menurut salah seorang pegawai dinas perhubungan, jarak dari jalan besar menuju ke Dermaga Danau Batur sejauh 4 km. Dikatakan kunjungan wisatawan ke danau dan sekitarnya ramai tidaknya tergantung pada musim. Disebut pada bulan Januari hingga Mei merupakan bulan di mana tempat itu sepi pengunjung.

Kapal Polairut (Dokumentasi Pribadi)
Kapal Polairut (Dokumentasi Pribadi)
Wisatawan yang mengunjungi danau bisa menikmati wisata air dengan naik kapal-kapal yang ada atau memancing ikan. Ada sekitar 20 armada angkutan wisata yang siap melayani wisatawan atau masyarakat. Dari tepi danau, kita juga bisa menikmati gagahnya Gunung Batur yang tinggi menjulang ke langit.

Keberadaan danau tersebut, sekarang tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat wisata namun juga sebagai wahana pembudidayaan ikan air tawar. Di beberapa sudut danau, terlihat puluhan keramba jaring apung. Menurut orang di sana, ikan yang dibudidayakan rasanya beda dengan ikan di tempat yang lain. “Memiliki cita rasa yang beda,” ujarnya.

Sebuah kebanggaan bagi masyarakat di sana sebab wilayah itu sudah ditetapkan Unesco sebagai global geopark. Meski sebagai tempat wisata yang ramai dikunjungi wisatawan di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, isu miring atau fakta negatif tentang perilaku penjual jasa wisata masih beredar.

Memancing Ikan di Danau Batur (Dokumentasi Pribadi)
Memancing Ikan di Danau Batur (Dokumentasi Pribadi)
Diberitakan, bila naik kapal menuju ke Trunyan, ketika kapal sudah berada di tengah danau, pengemudi kapal mematikan mesin dan meminta uang tambahan. Menanggapi berita yang demikian, salah seorang pedagang kerajinan tangan membenarkan hal yang demikian. 

Namun berita itu dibantah oleh seorang pegawai dinas perhubungan. “Tidak benar itu,” ujarnya. Dikatakan selama dirinya bekerja di wilayah itu, tak ada laporan yang menyebut demikian. Dirinya malah menantang bila ada yang berbuat culas, meminta uang tambahan, silahkan korban melaporkan ke dinas perhubungan atau Polairut. “Laporan itu nanti kami tindaklanjuti,” ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun