Di sebuah papan terpampang informasi yang menyebut pada 29.330 dan 20.150 tahun yang lalu, di wilayah yang sekarang masuk administrasi Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali; terjadi sebuah letusan yang dahsyat dari sebuah gunung yang disebut oleh masyarakat di sana dengan nama Gunung Batur. Letusan gunung yang mempunyai tinggi 1717 meter tersebut mengakibatkan terbentuknya danau.
Sisa-sisa letusan itu bisa kita lihat di sekitar danau itu, di mana batu-batuan yang ada terlihat seperti karang, keras, cadas, dan berwarna hitam. Batu-batuan itu berserak dan ditumbuhi lumut dan rumput di mana di saat musim panas, tumbuhan itu mengering.
Danau yang terbentuk memiliki panjang 7,5 km, lebar; 2,5 km; keliling 22 km; ke dalaman 88 meter; dan luas 16 km persegi itu dinamakan sama dengan nama gunung yang berdiri kokoh di sampingnya, Danau Batur. Di papan informasi yang terpasang di tepi Dermaga Danau Batur, rupa bumi dari danau berbentuk bulan sabit.

Masyarakat Trunyan disebut sebagai orang Bali asli, bali age, bali mula. Dikatakan Bali asli sebab gen mereka belum ada percampuran dengan masyarakat dari daerah lain. Akses menuju ke Trunyan sekarang bisa lewat jalur darat. Dulu jalur satu-satunya adalah melewati danau dengan naik perahu. Meski demikian dikatakan oleh salah seorang, untuk menuju ke pemakaman tetap harus menggunakan perahu.


Keberadaan danau tersebut, sekarang tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat wisata namun juga sebagai wahana pembudidayaan ikan air tawar. Di beberapa sudut danau, terlihat puluhan keramba jaring apung. Menurut orang di sana, ikan yang dibudidayakan rasanya beda dengan ikan di tempat yang lain. “Memiliki cita rasa yang beda,” ujarnya.
Sebuah kebanggaan bagi masyarakat di sana sebab wilayah itu sudah ditetapkan Unesco sebagai global geopark. Meski sebagai tempat wisata yang ramai dikunjungi wisatawan di antaranya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, isu miring atau fakta negatif tentang perilaku penjual jasa wisata masih beredar.

Namun berita itu dibantah oleh seorang pegawai dinas perhubungan. “Tidak benar itu,” ujarnya. Dikatakan selama dirinya bekerja di wilayah itu, tak ada laporan yang menyebut demikian. Dirinya malah menantang bila ada yang berbuat culas, meminta uang tambahan, silahkan korban melaporkan ke dinas perhubungan atau Polairut. “Laporan itu nanti kami tindaklanjuti,” ujarnya.