Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Orangutan Kembali Hidup Normal

31 Mei 2016   15:08 Diperbarui: 31 Mei 2016   15:18 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di akhir Mei 2016, saya berkesempatan mengunjungi pusat reintroduksi, rehabilitasi, buat orangutan di Nyaru Menteng, Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS). Tempat yang digunakan untuk menormalkan kembali hidup orangutan itu berada di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Untuk menuju ke tempat yang popular disebut Nyaru Menteng itu cukup singkat, bila berangkat dari Kota Palangkaraya, arah jalan menuju Kabupaten Katingan itu lebar, beraspal mulus, dan lengang maka jarak tempuh dari Palangkaraya ke Nyaru Menteng, di bawah 30 km, bisa dicapai tak kurang dari setengah jam. Dari jalan besar, masuk ke dalam lewat sebuah laluan selebar 3 meter sekitar 200 meter-an.

20160529-132950-ntyaru-2-574d4600779773fa042a7483.jpg
20160529-132950-ntyaru-2-574d4600779773fa042a7483.jpg
Masuk ke Nyaru Menteng jangan dianggap kita masuk ke kebun binatang atau taman marga satwa. Di tempat ini, adalah pusat  rehabilitasi bagi orangutan. Orangutan yang berada di lahan seluas 100 ha itu hidupnya dinormalkan kembali seperti sedia kala, yakni hidup di habitan aslinya dengan naluri liarnya.

Menurut catatan pada bulan Mei 2016, ada 480 orangutan yang berada di tempat itu. Disebut 60 persen orangutan yang berada di Nyaru Menteng adalah sitaan. Diambil dari orang atau tempat yang memelihara orangutan tanpa ijin. Sisanya dari penyelamatan akibat kerusakan alam, entah kebakaran hutan atau pembukaan hutan.

20160529-133205-nyaru-3-3-574d462b597b619708b186eb.jpg
20160529-133205-nyaru-3-3-574d462b597b619708b186eb.jpg
Orangutan yang berada di Nyaru Menteng akibat terlalu lama tinggal bersama manusia atau karena habitat aslinya rusak (karena kebakaran atau pembukaan lahan hutan) membuat mereka kehilangan kemampuan alamiahnya, sakit, dan cacat. Bahkan banyak di antara orangutan yang masih balita kehilangan induknya alias yatim piatu.

Di sinilah tugas reintroduksi dan rehabilitasi Nyaru Menteng mengembalikan orangutan itu kembali normal hidupnya. Orangutan yang berada di tempat itu, awal mulanya dikarantina, selanjutnya diberi ‘pelatihan atau pembekalan’ bagaimana cara hidup normal, setelah itu dipralepasliarkan, setelah tahapan itu semua sukses, langkah terakhir adalah dilepasliarkan.

20160529-134002-nyaru-4-574d4639c2afbd2507e0149c.jpg
20160529-134002-nyaru-4-574d4639c2afbd2507e0149c.jpg
Mereka yang dilepasliarkan tentu harus memenuhi syarat, yakni sehat dan bebas dari berbagai macam penyakit. Tak heran bila di Nyaru Menteng ada beberapa dokter hewan. Di Nyaru Menteng, ada klinik satwa, tempat pendidikan dan pemberdayaan bagi orangutan.

Selain sehat dan bugar, orangutan yang dikembalikan ke habitat aslinya, ia harus mempunyai ketrampilan bagus (bisa mencari makan, minum, dan tempat tinggal sendiri), dan tidak menganggap manusia sebagai sahabat. Tidak menganggap manusia sebagai sahabat bila orangutan itu menghindar dan menjauh saat bertemu manusia. Jika mereka menganggap manusa sebagai sahabat akan membuat orangutan itu menjadi tergantung pada manusia, seperti meminta atau mengemis-ngemis minta makanan.

Bagi pengunjung bila datang ke Nyaru Menteng, di sebuah bangunan utama, mereka akan disuguhi film tentang konflik manusia dengan orangutan. Konflik yang terjadi akibat kebakaran hutan atau pembukaan lahan untuk tanaman industri. Dalam film itu, pengunjung diajak untuk peduli pada nasib orangutan. Film itu bagian dari kampanye penyelamatan orangutan.

20160529-135746-nyaru-5-574d4645c2afbdec06e01497.jpg
20160529-135746-nyaru-5-574d4645c2afbdec06e01497.jpg
Bila pengunjung ingin melihat orangutan di Nyaru Menteng, tidak sebebas kita melihat di kebun binatang atau taman marga satwa. Pengunjung hanya bisa melihat dari balik kaca atau kejauhan di mana orangutan-orangutan itu berada dalam sebuah bangunan yang berpagar kawat dengan ada beberapa ayunan. Mereka yang datang dilarang melihat bagian pendidikan orangutan, bisa jadi untuk melatih orangutan menjauhi manusia.   

Pengelola Nyaru Menteng sendiri menyesalkan ada beberapa pemuda yang berada di jalan masuk lokasi yang memungut biaya bagi pengunjung. Tak hanya itu, disesalkan juga adanya pungutan parkir liar. Kejadian yang demikian sebenarnya sudah diadukan oleh pihak pengelola Nyaru Menteng kepada pihak yang berwajib namun mereka terus mengulang tindakan ilegal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun