Mendadak berubah dukungan itu membuat sematan pada mereka yang sebelumnya sebagai pejuang demokrasi, kritis kepada kekuasaan, penegak demokrasi, pembela keadilan, dan pemberani, menjadi luntur. Hanya gara-gara kekuasaan, susu sebelangga jadi rusak karena nila setitik. Orang-orang pun menghujat mereka sebagai sosok yang akhirnya menyerah pada kekuasaan dan uang. Menjadi kaum pragmatis. Fenomena memindahkan dukungan dari 'kalangan atas' pada sosok yang sebelumnya dihujat, pada pemilu tahun ini sangat vulgar.
Dalam pemilu ini kita bertambah yakin bahwa kepentinganlah yang abadi, kawan dan lawan bisa berubah. Dulu mereka yang berlawanan sekarang menjadi teman, begitu juga sebaliknya. Dulu yang idealis, sekarang menjadi pragmatis. Jadi jaman berbolak-balik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H