Menjelang pemilu bagi rakyat kecil merupakan hari-hari yang menyenangkan. Mereka selama masa kampanye, terutama, didatangi orang-orang penting. Anggota wakil rakyat baik yang duduk di DPR, DPRD, dan DPD, yang ingin mempertahankan diri sebagai anggota legislatif atau pemain baru pemilu legislatif kerap mendatanginya. Mereka tidak hanya menawarkan janji hidup yang lebih enak dan cerah namun juga membawa bingkisan, tidak hanya sembako namun amplop (uang).
Tak hanya (calon) wakil rakyat yang datang ke kampung bahkan rumah rakyat, calon presiden dan calon wakil presiden pun juga melakukan hal yang sama bahkan membawa janji dan bantuan, secara langsung atau tidak langsung, yang lebih dari yang diberikan oleh kontestan pemilu legislatif.
Dalam masa-masa kampanye, rakyat seolah-olah menjadi orang yang mulia, didatangi, diberi janji, disuguhi makanan, dibawakan sembako, dan dititipi amplop.
Bila rakyat bergembira ria menjelang pemilu namun hal demikian tidak dialami oleh pedagang atribut partai politik. Dalam Pemilu 2024, pedagang atribut partai politik banyak mengeluh kurangnya pesanan atribut partai dari para peserta pemilu.
Hal ini disuarakan oleh pelaku usaha di Pasar Senen Jakarta dan pastinya juga di pasar-pasar lain. Banyak di antara mereka yang mengatakan, pesanan atribut partai tidak seramai pemilu-pemilu sebelumnya. Misalnya pada Pemilu 2019, pesanan kaos bisa mencapai 10.000 namun sekarang mendapat pesanan sebanyak 2.000 disebut sudah bagus.
Turunnya pesanan atribut partai dari para peserta pemilu bisa terjadi karena adanya perubahan metoda atau cara kampanye. Kampanye merupakan cara dari para peserta pemilu untuk menyampaikan gagasan, ide, dan pikiran.
Untuk melakukan kampanye diperlukan berbagai media pendukung agar gagasan, ide, dan pikiran nyampai kepada rakyat atau pemilih. Agar kampanye yang dilakukan membawa kesan maka perlu bombastis.
Cara yang bombastis pada masa lalu adalah dengan mengumpulkan massa di lapangan. Di sana massa yang berkumpul diseragamkan dengan atribut-atribut partai lewat bendera, kaos, selendang, topi, dan yang lainnya.
Dengan atribut tersebut pesan-pesan yang disampaikan bisa terekam dalam otak orang sehingga cara mengumpulkan massa dan diseragamkan lewat atribut partai tersebut dirasa efektif.
Dalam perkembangan jaman dengan hadirnya teknologi informasi, cara-cara kampanye pun ikut berubah. Lewat perkembangan teknologi informasi, seseorang lewat handphone sekarang bisa mempengaruhi orang dalam lingkup yang lebih luas dan tidak terbatas. Bila rapat raksasa atau rapat akbar ada ruang, waktu, dan massa tertentu maka lewat teknologi informasi yang dikendalikan lewat handphone, batas-batas tersebut bisa dilampaui.