Penanganan Covid-19 yang tengah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), mendapat tanggapan kritis bahkan sinis dari para politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Tak tanggung-tanggung yang melakukan kritik dari partai yang berlambang banteng moncong putih itu para elitnya.Â
Puan Maharani anak Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang saat ini menjadi Ketua DPR menjadi pembuka kritik kepada pemerintahan yang didukung bahkan menjadi bagian dari partainya.
Sebagai sosok yang dihormati, disegani, dan ditakuti, kritik Puan kepada Jokowi terkait penanganan pencegahan Covid-19 lewat PPKM Level 4, pastinya tidak akan diserang oleh rekan-rekan mereka separtai, bahkan kritik itu menjadi pandu bagi politisi PDIP lainnya untuk melakukan hal serupa.Â
Setelah Puan menjadi pembuka, selanjutnya politisi PDIP lainnya, yakni Effendi Simbolon dan Masinton Pasaribu melakukan hal yang serupa.
Apa yang dilakukan oleh mereka, secara teori demokrasi adalah suatu yang wajar, sah, dan dijamin oleh konstitusi. Sebagai anggota DPR, mereka berhak untuk menjadi penyeimbang atas kebijakan-kebjiakan yang dilakukan oleh pihak eksekutif, Presiden.Â
Apa yang dilakukan itu juga sebagai wujud mereka menyuarakan amanat rakyat yang selama ini hidupnya tertekan akibat wabah yang telah berlangsung selama setahun lebih.Â
Mereka tertekan tidak hanya dari sisi kesehatan namun juga perekonomian. Penderitaan rakyat saat ini sudah mencapai puncaknya sebab secara simbolik, para pedagang telah mengibarkan bendera putih sebagai wujud mereka menyerah kalah, tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena usaha mereka jam bukanya dibatasi. Akibatnya tak ada pemasukan sehingga mereka tidak mampu bertahan.
Langkah-langkah kritis para elit PDIP itu pastinya menjadi pertanyaan besar bila ditinjau dari sisi-sisi dunia politik. Kalau kita lihat, pandemic Covid-19 telah berlangsung setahun lebih, awal tahun 2020, namun mengapa mereka pada saat ini, pertengahan 2021, baru bersikap membela rakyat. Selama ini ke mana mereka?
Dari waktu ke waktu, mendekat ke tahun 2024, sepertinya kritik yang dilontarkan kepada pemerintah akan semakin deras dan tajam. Kritik yang dilontarkan akan menjadi mulia adanya apabila dilakukan secara tulus dan ikhlas namun sangat disayangkan bila kiritk yang dilontarkan hanya untuk kepentingan untuk Pemilu 2024.Â
Nah apakah kritik yang dilakukan oleh Puan dan para elit PDIP lainnya untuk tujuan Pemilu 2024? Sasaran ke sana terindikasi dari bertebarannya baliho Puan di berbagai sudut kota dan daerah, serta ada ungkapan Siapapun Capresnya, Puan Cawapres-nya.Â
Semakin dekat dengan ajang pesta demokrasi, partai-partai politik saat ini entah secara diam-diam atau terbuka menyusun strategi pemenangan menghadapi pemilu. Mereka yakin bahwa dukungan dari rakyat merupakan modal besar untuk memenangi pemilu. Untuk menarik dukungan maka partai-partai politik bersikap pro rakyat.Â