Sebab wabah Covid-19, prosesi sidang yang ada diubah formatnya. Sidang-sidang terpaksa digelar secara hybrid, gabungan, antara daring dan luring. Pembatasan jumlah wakil rakyat yang hadir di Gedung Nusantara, Komplek Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, membuat penyelenggaraan sidang menjadi lengang. Mereka diwakili oleh utusan-utusan fraksi dan daerah. Sementara yang lain mengikuti lewat daring.
Adanya pembatasan tentu membuat suasana sidang lebih terasa aman dari kerumunan namun tidak lengkapnya anggota membuat sidang yang ada tidak dinamis. Biasanya selepas sidang, para wakil rakyat itu mengeluarkan statement-statement kritikan atau pembelaan kepada pemerintah secara langsung kepada wartawan yang siap menunggu di area Gedung MPR/DPR. Sebab jumlah anggota yang hadir terbatas maka pilihan wartawan untuk mencari narasumber pun menjadi terbatas. Akibatnya, berita yang tersaji pun bisa menjadi melandai.
Sepi, senyap, atau tidak semeriah sebelum wabah Covid-19, membuat HUTRI pada tahun 2021 ini akan mengulang pada HUTRI Tahun 2020. Dalam wabah Covid-19, banyak pakar kesehatan mengatakan tidak tahu kapan wabah akan berakhir. Nah apakah tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya peringatan HUTRI akan tetap berlangsung seperti ini? Semoga tidak, berharap wabah ini bisa terkendali sehingga kemeriahan HUTRI akan seperti dahulu, di mana rakyat dengan suka rela dan tanpa paksaan mengucapkan kata, 'merdeka'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H