Bertambahnya peserta UEFA Euro bisa jadi bukan sekadar untuk lebih mengembangkan atau menambah partisipasi peserta namun besarnya peluangnya bisnis yang ada. Bila 16 tim, waktu untuk menyelenggarakan bisa jadi hanya dua minggu namun bila 24 tim, pelaksanaan bisa mencapai satu bulan. Semakin lama karena semakin banyaknya pertandingan.
UEFA Euro disebut piala dunia kedua. Sebutan demikian sah-sah saja sebab separuh kekuatan sepakbola dunia ada di Eropa. Sebagai piala dunia kedua tak heran bila pihak-pihak sponsor berebut untuk menjadi partner resmi kejuaraan. Nah di sinilah daya tawar sepakbola dengan dunia bisnis demikian tingginya. Siapa yang berani membayar tinggi, akan menjadi pemenang partner resmi yang utama.
Tingginya perputaran uang dalam dunia sepakbola di Eropa yang demikian besar, yang dikelola atau 'dimonopoli' oleh UEFA menjadi pemicu pihak lain untuk ikut mengeruk pundi-pundi dari dunia sepakbola di Eropa. Sejumlah klub seperti Real Madrid, Barcelona, Juventus serta 9 klub lainnya yang beasal dari Inggris, Italia, dan Spanyol, membentuk liga sendiri, yakni Liga Super Eropa (European Super League). Liga ini diluar hukum UEFA.
Klub-klub itu tidak berdiri sendiri namun ada investor yang 'memprovokasi' agar membuat kejuaraan di luar UEFA. Investor itu tahu banyak potensi keuntungan dari sepakbola Eropa sehingga mereka mau menginvestasikan uang sebesar 3,5 miliar euro. Bila liga itu benar-benar terealisasi, investor yakin uang yang diinvestasikan akan segera kembali bahkan untung sebab investor yakin potensi besar yang ada di sepakbola Eropa.
Itulah dunia sepakbola Eropa yang demikian besarnya peluang bisnisnya sehingga Liga Champions terus digelar setiap tahun dan UEFA Euro rutin digelar dengan jumlah peserta yang terus bertambah sehingga negara-negara yang prestasi sepakbolanya biasa-biasa saja bisa lolos ke putaran 24 besar. Demi bisnis sepertinya UEFA tidak memikirkan mutu dan pandemic Covid-19.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI