Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Kau Cari di HMI?

26 Maret 2021   08:31 Diperbarui: 26 Maret 2021   08:35 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk kesekian kalinya Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi tuan rumah kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sebelum Kongres XXXI yang diselenggarakan pada 17 Maret 2021, Surabaya terakhir menjadi tempat kongres HMI pada tahun 1995 di Asrama Haji. HMI Cabang Surabaya tentu cabang yang hebat sebab ia sudi dan mau untuk kesekian kalinya, wilayahnya dijadikan ajang berkumpulnya para peserta dari seluruh Indonesia bahkan dari luar negeri yang jumlahnya mencapai ribuan kader.

Untuk menyelenggarakan kongres, tentu tidak mudah dan gampang sebab panitia harus menyediakan berbagai fasilitas dan kebutuhan bagi peserta, seperti kamar tidur, makan-minum, bahkan bus penjemputan dan antar-jemput, yang diperuntukan bagi peserta yang jumlahnya bisa mencapai ribuan. Tempat dan fasilitas itu biasanya akan 'mubazir' bila selanjutnya pemilik suara dikarantina oleh salah satu calon ketua umum. Mereka tidak lagi ditempat yang sudah disediakan oleh panitia namun tinggal di hotel-hotel dan kehidupan mereka ditanggung oleh tim sukses dari salah satu calon ketua umum.

Biaya yang tinggi, sarana pendukung yang lengkap, serta perlu panitia yang melimpah membuat banyak cabang enggan atau tak sudi menjadi tuan rumah. Mereka lebih memilih ngluruk (berbondong-bondong ke suatu tempat) daripada repot-repot mempersiapkan menjadi tuan rumah. 

Kerumitan panitia tidak hanya melayani dan menjamu peserta resmi namun mereka juga disibukan dan dipusingkan dengan kehadiran kader-kader yang bukan menjadi peserta. Mereka datang ke arena kongres di satu sisi memang kehadirannya membuat suasana menjadi meriah, ramai, dan semarak, namun banyak di antara mereka juga meminta 'fasilitas' yang sama dengan peserta. Jumlah mereka bisa sama banyaknya dengan peserta yang memiliki mandat resmi dari cabang, badko, maupun PB.

Kongres HMI harus kita akui menjadi sorotan nasional. Tidak hanya dibincangkan oleh kader dan alumni hijau-hitam namun juga oleh organisasi-organisasi mahasiswa lainnya. Apalagi saat pembukaan dilakukan oleh presiden maka gubernur, bupati atau walikota yang daerahnya menjadi arena kongres, para kepala daerah itu juga akan ikut sibuk dan membantu kegiatan yang ada.

 Keriuhan Kongres HMI sebenarnya hanya terjadi pada saat pembukaan dan pemilihan Ketua Umum PB HMI. Saat pembukaan, biasanya seluruh peserta, kader HMI di mana saja, dan para alumninya, tersentak dan tersengat kembali semangat ke-HMI-an, baik yang sedang dilalui atau sudah dilalui. Mengikuti pembukaan Kongres HMI, apalagi saat dibuka oleh presiden, semua merasa bangga dan langsung membincangkan masa-masa di HMI dan kebesaran organisasi ini.

Keriuhan selanjutnya adalah saat pemilihan ketua umum. Di saat itu, seluruh peserta yang mempunyai hak suara dan bicara, pasti berkumpul di aula yang telah ditentukan. Mereka dikawal oleh tim sukses dan seniornya untuk memilih ketua umum yang telah ditentukan. Saat pemilihan ketua umum, tidak ada utusan cabang penuh yang keluyuran entah ke mana. Biasanya saat-saat sidang, para peserta banyak yang keluyuran, keliling kota atau jalan-jalan ke tempat yang belum pernah mereka tuju. Mereka membolos dari agenda acara untuk menikmati suasana kota.

Mengikuti kongres merupakan impian dari mayoritas kader HMI selepas Latihan Kader I atau basic training. Kader HMI yang serius menjadi pengurus hingga tingkat cabang, biasanya antusias mengikuti kongres. Kongres merupakan ajang tertinggi dari organisasi yang didirikan oleh Lafran Pane itu. Ikut kongres merupakan capaian tertinggi bagi kader HMI yang duduk di tingkat cabang. Di arena ini mereka menikmati suasana kegiatan yang belum tentu bisa dinikmati oleh kader-kader lainnya. Di tempat acara, ia bisa bertemu dengan rekan-rekannya dari Cabang Banda Aceh hingga Cabang Merauke, dari Cabang Manado hingga Cabang Kupang, untuk bertukar pengalaman dan kalau ada ruang, mereka berbagi ide dan gagasan.

Selepas kongres, biasanya berakhir, ya sudah. Mereka kembali ke daerah masing-masing. Di sana mereka berbagi cerita kepada kader-kadernya yang tidak sempat datang ke arena dengan alasan jaraknya terlalu jauh, tidak ada dana, atau alasan tidak tercatat sebagai peserta.

Meski kongres merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh HMI, untuk regenerasi kepengurusan, namun kongres bukan puncak prestasi dan pengabdian HMI. Kongres hanya rutinitas dua tahunan untuk memilih ketua umum. Jadi kalau mau melihat sejauh mana prestasi HMI kepada bangsa, negara, dan masyarakat, jangan dilihat selepas kongres.

Kongres merupakan salah satu proses perkaderan yang ada di HMI. Di kongres selain mendapatkan ketua umum terpilih dan jajaran pengurus yang terbentuk, bagi peserta resmi, arena ini merupakan sarana untuk berlatih atau menebalkan pengalaman mereka dalam masalah bersidang, berdebat, mempertahankan ide dan gagasan, lobby-lobby, bahkan intrik-intrik. Hal-hal inilah yang menjadi bekal dan pengalaman bagi mereka bila kelak terjun dalam dunia yang nyata, terutama ranah politik dan keummatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun