Kedua, ada juga politisi yang turun ke bawah, masyarakat, meski dengan memperhatikan cara-cara aman di lapangan. Dalam kesempatan itu, mereka memberi sumbangan kepada pihak-pihak yang mempunyai potensi terdampak paling tinggi dari wabah corona. Tidak hanya memberi bantuan masker namun juga melakukan penyemprotan disinfektan juga sembako.
Ketiga, mereka tidak hanya menjaga jarak dengan masyarakat di saat ada wabah corona. Ke dalam mereka juga melakukan hal yang sama. Beberapa waktu yang lalu ada partai politik yang telah melakukan konggres atau munas. Kepengurusan baru tentu mereka ingin segera disahkan agar tidak terjadi 'kekosongan kekuasaan'. Sebetulnya mereka yang selepas melakukan konggres atau munas hendak melakukan pelantikan dengan mengundang para pejabat negara namun karena ada larangan kerumunan massa membuat mereka membatalkan acara itu dan diganti pada waktu yang sudah memungkinkan.
Bagi partai politik yang hendak melakukan konggres atau munas pada bulan Maret, April, pun lebih memilih menunda acara dengan waktu selanjutnya yang juga belum jelas.
Bila mereka melakukan rapat-rapat pimpinan partai, jika partai politik mempunyai kas keuangan yang besar, mereka akan melakukan rapat dengan cara teleconference namun jika partai itu kas keuangannya tipis, mereka akan melakukan rapat dengan protap-protap yang ada, seperti jaga jarak fisik, menggunakan masker, dan ada persediaan sarana cuci tangan dan sabunnya. Dalam kondisi yang demikian pastinya mereka akan membatasi waktu sehingga tidak ada perdebatan yang berkepanjangan.
Cara-cara seperti itulah kegiatan yang dilakukan oleh para politisi di tengah wabah corona. Berharap wabah ini cepat menghilang agar produktifitas seluruh lapisan masyarakat di mana saja kembali normal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H