Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia vs Malaysia, Tak Sekadar di Lapangan

12 September 2019   16:12 Diperbarui: 12 September 2019   16:23 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa gambaran orang Malaysia kepada orang Indonesia? Seperti yang dikatakan oleh CEO Big Blue Taxi, Datuk Shamsubahrin Ismail, beberapa waktu yang lalu, yang menyebut Indonesia negara miskin. Meski Datuk Ismail sudah minta maaf atas cakapannya namun itulah gambaran orang Malaysia kepada Indonesia, dipandang rendah. Sebutan tak senonoh yang kerap ditujukan kepada orang-orang Indonesia yang berada di sana, menambah menyulut kebencian masyarakat kepada negerinya Siti Nurhaliza itu.

Faktor-faktor kerapnya Malaysia mengklaim wilayah dan budaya Indonesia serta ketimpangan ekonomi inilah yang menjadi hilir kebencian masyarakat kepada mereka. Untuk melampiaskan amarah maka hal-hal yang mewakili pemerintahan Malaysia 'dilawan'.

Sebagai momentum menghadapkan secara langsung, baik fisik dan taktik, sepakbola merupakan peristiswa yang penuh prestise untuk menunjukan siapa yang lebih unggul. Di banyak benua, sepakbola juga mengalami hal yang sama. Masalah yang ada tidak hanya di dalam lapangan, di luar lapangan pun juga menjadi faktor riuh rendahnya pertandingan. 

Peristiwa Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang penuh kepahitan, membawa pertandingan antara Jerman dengan negara lain seperti Perancis, Inggris, Polandia, dan Belanda; sebelum, saat, dan sesudah pertandingan juga disesaki dengan unsur kebencian dan rasis. Syukur pendukung Timnas negara-negara di Eropa sudah meninggalkan kekerasan sehingga yang panas hanya di media resmi dan media sosial.

Kita 'bersyukur' masalah di luar lapangan yang dibawa ke dalam lapangan bagi Indonesia hanya dengan Malaysia. Bayangkan kalau kita memiliki cerita yang sama dengan Singapura, Thailand, dan Vietnam, bisa-bisa sepakbola di Asia Tenggara hanya penuh dengan kericuhan. Kericuhan ini sangat menyakitkan apalagi ditambah dengan prestasi sepakbola di kawasan tenggara ini hanya mutar-mutar di situ saja, tak ada yang lolos ke putaran Piala Dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun