Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Di Bawah Naungan Pinus-pinus Mangunan

24 Maret 2016   11:15 Diperbarui: 24 Maret 2016   11:35 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "][/caption]Kendaraan yang saya tumpangi pada pagi itu meninggalkan daerah di bilangan Janti, Kota Jogjakarta. Kendaraan roda empat itu bergerak ke arah terminal Jogjakarta, selepas itu mobil yang berwarna hitam menyusuri Jl. Imogiri Timur. Suasana sepanjang jalan saat itu terasa sangat panas hingga membuat gerah di badan. Saya menjadi bertanya, apakah di daerah ini juga sudah terjadi perubahan iklim, bukankah daerah ini masih jauh dari hiruk pikuk kepadatan manusia dan lalu lintas? Entahlah.

[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "]

[/caption]Di tengah perjalanan, teman saya menunjukkan Pasar Imogiri. Di pasar itu teman saya bilang bahwa barang-barang yang dijual harganya terjangkau oleh masyarakat. Pasar yang bergabung dengan terminal angkot itu terlihat ramai, banyak orang lalu lalang berada di pasar yang letaknya persis di pinggir jalan itu.

[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "]

[/caption]Mobil pun terus melaju hingga ada papan nama yang mengarahkan ke makam-makam para Raja Jogjakarta. Sayang perjalanan saya pada hari itu tak hendak melakukan ziarah kubur ke makam para raja. Saya berjanji suatu saat akan ke makam para raja untuk mendoakan arwah mereka agar berada di sisi Allah SWT.

[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "]

[/caption]Hari itu saya hendak berkunjung ke sebuah hutan pinus. Keberadaan hutan pinus yang beralamat di Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Jogjakarta, itu saya lihat dari postingan yang ada di internet. Terlihat hutan pinus itu sangat bangus. Hutan pinus itu ada pula yang menyebut berada di Kelurahan Mangunan. Tak heran bila hutan pinus itu disebut Hutan Pinus Mangunan. Daerah itu berbatasan dengan Kecamatan Imogiri, entah karena nama Imogiri sudah popular maka hutan itu ada yang menyebutnya Hutan Pinus Imogiri. Nama yang berbeda ini harus segera diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul agar masyarakat tidak bingung dan atau tidak tersesat dalama perjalanan.   

Menjelang masuk ke daerah itu, jalan mulai menanjak. Tempat di pertigaan jalan, jalan terbelah menjadi dua, kanan ke arah Kebun Buah Mangunan, lurus ke arah hutan Pinus Mangunan.

Sebab tujuan saya ke hutan pinus maka mobil yang saya tumpangi jalan lurus. Dari sinilah aspal yang dilewati tak hanya meninggi namun juga berkelok. Pagi itu suasana masih tak banyak orang sehingga jalan yang dilalui lapang. Tak lama kemudian, mobil itu sudah berada di samping hutan pinus.

[caption caption="Hutan Pinus Mangunan "]

[/caption]Meski pagi, suasana sudah ramai. Di pinggir jalan terlihat beberapa mobil sudah terpakir dan di dalam hutan sudah ada puluhan wisatawan terutama anak-anak muda sedang bergembira ria dengan berfoto dan berselfie. Setelah turun dari kendaraan, saya dan teman langsung bergegas masuk ke area hutan pinus. Terlihat ratusan pohon pinus yang berjajar rapat tumbuh menjulang tinggi. Masing-masing pohon berjarak antara 2 meter sampai 4 meter. Rimbunnya dedaunan hutan pinus menghalangi sinar matahari jatuh ke tanah sehingga suasana di hutan itu terasa teduh. Suasana teduh ditambah dengan sejuknya hawa membuat pengunjung betah berlama-lama di tempat itu.    

Hutan yang dikelola oleh instansi kehutanan negara itu sepertinya digunakan untuk objek wisata baru. Terbukti semak belukar yang biasa tumbuh di bawah dan di kanan kiri pohon dibersihkan sehingga pengunjung merasa nyaman dan tidak kesrimpet semak belukar. Untuk menambah rasa nyaman di hutan wisata itu, pengelola membangun jalan selebar 1,5 meteran yang menjulur dari pintu masuk hingga ke bagian bukit yang berada di hutan itu.

Untuk menambah rasa petualang, di tempat itu ada beberapa gardu pandang untuk melihat hutan pinus dan landscape di sekitarnya. Gardu pandang itu yang saya lihat ada dua, satu berukuran tinggi sekitar 3 meter dan satunya lagi lebih dari 10 meter. Gardu pandang yang tingginya 10 meter ini menyatu dengan pohon yang menjulang ke langit dan menghadap ke arah pegunungan tak jauh dari wilayah itu. Untuk mengesankan alami maka gardu pandang dan tempat duduk yang ada di hutan itu semua terbuat dari kayu.

Seiring semakin banyaknya pengunjung ke hutan pinus yang memiliki luas hingga 500 ha itu, dari waktu ke waktu pengelola berbenah diri mempercantik suasana. Ketika saya berada di tempat itu, terlihat beberapa orang sedang mendirikan sebuah gapura. Gapura itu berupa kayu-kayu seukuran pohon pinus yang ada. Suasana di sana masih alami dan sunyi, tak heran saat palu menghantam kayu yang hendak ditancapkan ke dalam tanah untuk mendirikan gapura, suara benturan itu terdengar hingga jauh.

Track jalan yang menantang di Mangunan atau Muntuk membuat daerah itu sering dijadikan tujuan bagi penggemar sepeda gunung. Dalam perjalanan ke tempat wisata itu, terlihat beberapa penggendara sepeda sedang melintas. Mereka terlihat terengah-engah saat jalan menanjak curam. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun