Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wajah Lama Parlemen Baru

19 April 2014   09:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan melihat hitung cepat perolehan hasil pemilu, masyarakat sudah bisa menyaksikan wajah-wajah anggota parlemen periode 2014-2019. Kalau kita lihat dari ribuan caleg DPR, ratusan caleg di antaranya, sekitar 500 orang, adalah petahana atau anggota DPR periode sebelumnya yang maju kembali.

Dengan melihat hasil penghitungan cepat maka mayoritas para petahana itu terpilih kembali sebab dari partai yang saat ini berhasil berada di Senayan semuanya lolos parlement threshold meski ada yang turun namun ada pula yang naik perolehan kursinya. Dengan terpilihnya para petahana tersebut maka ketika mereka masuk gedung parlemen tak bingung dan tak gagap dalam menjalankan tugas apa yang harus dikerjakan. Jadi pihak kesetjenan DPR tak terlalu sulit memberi pengarahan kepada mereka. Bandingkan dengan anggota yang baru pertama kali terpilih menjadi anggota DPR, pasti ia masih bingung, gugup, dan gagap.

Dengan komposisi keanggotaan parlemen yang masih didominasi muka lama, bisakah kinerja DPR periode 2014-2019 menjadi lebih baik? Kinerja mereka akan bisa kita lihat setelah mereka bekerja namun bila komposisinya anggota banyak para petahana maka jangan harap kinerja mereka lebih baik. Meski ada anggota yang baru namun mereka akan larut atau dipengaruhi para petahana yang sudah makan asam-garam.

Kita pesimis dengan kinerja DPR yang masih dipenuhi oleh petahana sebab kinerja mereka pada periode sebelumnya terbukti sangat mengecewakan seperti suka bolos sidang, produk legislasi yang meleset dari target, dan berbagai tindakan yang tidak mencerminkan mereka sebagai seorang wakil rakyat.

Kebiasaan adalah sesuatu yang susah diubah sehingga meskipun mereka dalam kampanye berjanji dan bersumpah-sumpah akan melakukan perubahan namun ketika sudah terpilih maka mereka kembali ke kebiasaannya itu. Kebiasaannya inilah yang akan menjadi ancaman terhadap kinerja DPR periode 2014-2019.

Mengapa para petahana itu bisa terpilih kembali? Ada beberapa penyebab yang membuat mereka bisa manggung lagi di Senayan, Jakarta. Pertama, mereka adalah pengurus inti di partai. Kedudukannya bisa sekretaris jenderal, ketua, wakil ketua, dan jabatan-jabatan penting lainnya. Ketika menduduki jabatan-jabatan itu maka dalam penyusunan caleg di internal partai mereka diberi peluang yang sangat lebar, baik dapilnya maupun nomer urutnya. Di sini ada hubungan kedekatan personal atau senioritas sehingga petahana itu bisa maju kembali. Bila petahana itu jauh dengan kekuasaan di internal partai maka jangan harap petahana itu akan bisa maju lagi. Jadi para petahana  yang maju kembali itu adalah pengurus inti dan dekat dengan kekuasaan partai.

Kedua, para petahana itu adalah orang yang mempunyai kekuatan modal yang besar. Kebutuhan biaya pemilu dari waktu ke waktu menunjukkan kenaikan yang cukup signifikans. Bila pemilu sebelumnya mungkin habis Rp500 juta maka dalam pemilu kali ini bisa mengeluarkan dua, tiga, bahkan empat kalinya. Meski tidak ada jaminan bahwa yang mengeluarkan uang yang banyak bisa menang namun yang mengeluarkan biaya yang besar mempunyai peluang yang tinggi untuk terpilih. Pengurus partai pun menyakini bahwa dengan uang yang besarlah yang bisa mendudukkan seseorang menjadi wakil rakyat.

Untuk itu dalam penyusunan caleg, tim internal partai akan mengaudit para petahana itu bisa tidak untuk membiayai kampanyenya. Sebab para petahana sudah siap modal atau mencari modal baik halal atau tak halal maka mereka bisa memenuhi syarat modal yang ditentukan oleh partai. Tak heran para petahana yang berlatar belakang pengusaha maju kembali.

Ketiga, partai masih mempercayai para petahana maju kembali dalam pemilu sebab para petahana dirasa sudah memiliki jaringan dan popularitas. Selama masa reses biasanya anggota DPR melakukan turun ke bawah. Cara demikian dilakukan guna merawat konstituen agar mereka loyal. Dengan seringnya turun ke bawah ditambah dengan pemberian berbagai macam sumbangan dan bantuan maka membuat petahana itu menjadi popular.

Bila sudah memiliki jaringan dan popularitas maka petahana itu tak susah-susah lagi untuk mendapatkan suara. Untuk itu mereka masih diberi kepercayaan oleh partai untuk maju kembali dalam pemilu. Partai masih bimbang dan kurang percaya kepada calon wakil rakyat yang baru. Alasanya bila diberi kepercayaan kepada calon yang baru, kursi bisa lepas. Bila kursi di dapil itu lepas akan mempengaruhi parlement threshold dan president threshold.

Keempat, petahana tetap diberi kepercayaan oleh partai sebab mereka sudah mempunyai pengalaman berkampanye, menggalang massa, mempengaruhi massa, dan mendekati penyelenggara pemilu sehingga berhasil merebut kursi. Untuk itu bila ada petahana dapilnya digeser, ia tidak terlalu masalah sebab dengan pengalamannya yang ada, ia bisa menerapkan pengalamannya itu di dapil yang berbeda.

Hal-hal di ataslah yang membuat petahana itu maju kembali dalam pemilu dan terpilih. Di sini menunjukan bahwa partai lebih memilih mempertahankan petahana demi mempertahankan kursi daripada memberi pengalaman kepada caleg baru yang dirasa potensial. Bagi partai tak penting petahana itu berkinerja bagus yang paling penting kursi itu bisa dipertahankan, syukur-syukur menambah perolehan kursi. Sikap partai yang demikianlah yang membuat wajah parlemen tak berubah. (pin bb: 75E59C24)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun