Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Indah dan Teduh Pulau Injil Mansinam

12 September 2014   18:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:53 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangkaian Sail Raja Ampat 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Pulau Mansinam. Pulau seluas 410,97 hektar ini berada di Teluk Doreri, Kota Manokwari, Papua Barat. Pulau yang berada di samping Pulau Lemon, di teluk yang sama, ini tidak jauh dari Manokwari. Bila kita berada di kota ini, Mansinam jelas dipandang mata. Untuk menuju ke Mansinam banyak titik yang bisa dilalui, bisa lewat Pelabuhan Manokwari, Kwawi, dan titik-titik penyeberangan perahu tradisional lainnya.

[caption id="attachment_358731" align="aligncenter" width="300" caption="Patung Kristus Raja "][/caption]

Kunjungan Presiden asal Pacitan, Jawa Timur, ke Mansinam adalah meresmikan Situs Pekabaran Injil. Dalam situs itu terdapat bangunan Patung Yesus Kristus (Patung Kristus Raja) setinggi 30 meter, gereja, musium, dan infrastruktur pendukung lainnya.

[caption id="attachment_358733" align="aligncenter" width="300" caption="Penyeberangan Kwawi "]

1410492904280751226
1410492904280751226
[/caption]

[caption id="attachment_358736" align="aligncenter" width="300" caption="Masyarakat Menyeberang Ke Mansinam dari Kwawi "]

14104930034677697
14104930034677697
[/caption]

Pulau itu penting dan bersejarah bagi Ummat Kristen di Papua sebab pada 5 Februari 1855, dua misionaris dari Jerman, C.W. Ottow dan Johann Gottlob Geissler, menginjakkan kaki di Papua. Dari sinilah mereka menyebarkan agama Kristen. Dan terbukti misi yang diemban Ottow dan Geissler sukses di mana mayoritas orang Papua menganut agama yang disebarkan Ottow dan Geissler itu.

[caption id="attachment_358739" align="aligncenter" width="300" caption="Berlayar ke Mansinam"]

14104930921728042651
14104930921728042651
[/caption]

Suatu ketika saya mengunjung Manokwari. Kesempatan ini saya gunakan untuk mengunjungi Mansinam dan melihat Patung Kristus Raja. Untuk mengunjung Mansinam tidak susah bila kita sudah berada di Manokwari. Bila seorang backpacker, untuk menuju ke pulau itu terbilang murah. Dari kota bisa naik ojek ke tempat penyeberangan Kwawi dengan ongkos Rp5.000 atau Rp10.000, berlagak saja seperti orang Manokwari, bila tidak akan ditarik lebih mahal. Ongkos segitu sebab Kwawi tidak jauh dari jantung kota bahkan masih bagian dari kota itu sendiri.

[caption id="attachment_358740" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Lemon"]

14104931711801365256
14104931711801365256
[/caption]

Setiba di Kwawi, untuk menuju Mansinam, kita akan menaiki kapal tradisional. Kapal yang dikemudikan oleh orang asli Manokwari itu merupakan ‘ojek laut’ yang mengantar dan menjemput penumpang dari dan hendak ke Mansinam. Ongkosnya murah Rp5.000 atau Rp10.000. Diharapkan jangan bertanya biaya menyeberang tapi kasih saja uang segitu pada tukang perahunya.

Menyeberang ke Mansinam bisa dikatakan susah-sudah mudah, sebab perahu ini bergerak bila penumpangnya minimal 5 orang. Bisa dua orang bergerak namun harus bayar lebih. Saya ketika hendak ke Mansinam menunggu waktu sekitar 30 menitan. Menunggu sampai ada 5 orang. Kebetulan waktu itu ada juga calon penumpang yang hendak ke Lemon dan meminta tukang perahu sudi ke Lemon dulu. Hal demikian tidak menjadi problem bagi penumpang lain sebab antara Mansinam dan Lemon jaraknya sama-sama dekatnya.

[caption id="attachment_358741" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Mansinam "]

141049342952549008
141049342952549008
[/caption]

[caption id="attachment_358743" align="aligncenter" width="300" caption="Pulau Mansinam"]

14104935251612634582
14104935251612634582
[/caption]

Setelah perahu terisi sekitar 7 orang, tukang perahu menyalakan mesin motornya dan perlahan-lahan meninggalkan Kwawi. Seperti diceritakan di atas, ada 2 orang yang hendak ke Lemon. Maka perahu pun lebih dulu menuju pulau yang lebih kecil dari Mansinam. Menuju Lemon sangat mengasyikkan sebab pulau ini sama indahnya dengan Mansinam. Air laut yang jernih dan pohon kelapa tumbuh menjulang tinggi mengundang orang untuk pergi ke Lemon.

Selepas menurunkan penumpang di Lemon, perahu selanjutnya meneruskan perjalanan. Tak lama untuk menuju Mansinam, antara 10 menitan. Hingga akhirnya tibalah di Pulau Injil itu.

[caption id="attachment_358744" align="aligncenter" width="300" caption="Gereja Baru di Mansinam"]

1410493566136520082
1410493566136520082
[/caption]

Saat itu hari Minggu, orang-orang Manokwari yang beragama Kristen pada pergi ke Gereja. Biasanya pada hari Minggu, kota ini dan pulau-pulau yang berpenghuni sepi termasuk Mansinam. Ketika saya tiba di pulau itu, saya melihat banyak orang yang pergi ke Gereja sehingga jalan ke Patung Kristus Raja sepi dan senyap.

Sebelum pergi ke tempat itu saya bertanya kepada masyarakat di sana dan mereka menjawab dengan ramah, “Ke arah sana, nanti ada tikungan belok kiri,” ujarnya. Ada lagi yang menjawab, “Jauh dan jalannya menanjak.” Sebenarnya disarankan naik ojek namun ojek tak ada. Saya dengan terpaksa jalan untuk bisa ke lokasi patung. Dan memang benar jalan cukup jauh dan menanjak ke arah bukit. Akibatnya nafas ngos-ngosan.

[caption id="attachment_358747" align="aligncenter" width="300" caption="Selfi di Patung Kristus Raja "]

14104938822130765755
14104938822130765755
[/caption]

[caption id="attachment_358749" align="aligncenter" width="300" caption="Selfi di Patung Kristus Raja"]

14104940891314579052
14104940891314579052
[/caption]

Sebelum tiba di lokasi patung, saya melihat sebuah bangunan Gereja yang baru. Sepertinya Gereja itu belum digunakan sebab pada hari Minggu terlihat sepi. Menurut orang di pulau itu Gereja belum diresmikan oleh Pendeta sehingga belum digunakan. Selepas mengambil gambar bangunan itu, saya melanjutkan langkah dan rasa ngos-ngosan hilang setelah melihat patung itu. Patung setinggi 30 meter itu mempesona. Dibangun dengan biaya Rp22.266.900.000, patung itu berdiri dengan ada unsur tradisional Papua dalam bangunan. Patung itu berdiri tegak di area setengah lapangan bola, kanan-kiri lokasi masih alami, tidak ada perumahan penduduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun