Mohon tunggu...
Ardi Wardana
Ardi Wardana Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa/fre

Aku berpikir maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sebuah Refleksi Bagi Calon Pemimpin Wajo 2024

25 Juli 2024   08:28 Diperbarui: 25 Juli 2024   08:32 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amran Mahmud, Bupati Wajo periode 2018-2023

Optimisme bahwa petahana ini akan kembali memenangkan kontestasi. Mereka percaya bahwa program-program yang telah diimplementasikan selama masa jabatannya akan menjadi modal kuat dalam meraih suara masyarakat. Selain itu, asumsi bahwa petahana telah memiliki kekuatan elektoral sebesar 30 persen semakin memperkuat keyakinan mereka.

Namun, oposisi memiliki pandangan yang berbeda. Mereka mengkritik ketidakberhasilan petahana dalam memenuhi janji-janji politiknya. Menurut mereka, banyak program yang belum mencapai target, dan kepemimpinan Amran Mahmud dianggap cukup satu periode saja. Kelompok ini menginginkan adanya perubahan dan kebaruan dalam pemerintahan daerah.

Sementara itu, evaluasi terhadap Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Wajo tahun 2005 -- 2025 menunjukkan bahwa masih banyak indikator yang belum tercapai. Misalnya, target pemenuhan kebutuhan jalan dan jembatan dengan kualitas baik hanya mencapai 50% dari target 80% pada tahun 2020 -- 2022. Demikian pula, angka harapan hidup yang ditargetkan sebesar 75 tahun, ternyata hanya mencapai 67 tahun hingga tahun 2022.

Pemerintah mengakui bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya sasaran tersebut, seperti angka kematian bayi yang masih tinggi, perilaku hidup sehat yang belum optimal di lingkungan keluarga, serta fasilitas kesehatan dan kualitas SDM kesehatan yang belum memadai.
Namun, sayangnya diskusi publik terkait pilkada ini sering kali terjebak dalam isu personalitas kandidat, mengabaikan substansi gagasan dan program yang ditawarkan. Evaluasi RPJPD seharusnya bisa menjadi bahan refleksi yang lebih mendalam bagi para calon pemimpin. Dengan memahami capaian dan kendala yang ada, para kandidat bisa menawarkan solusi yang lebih konkret dan realistis kepada masyarakat.
Masyarakat Wajo diharapkan dapat lebih kritis dalam menyikapi pilkada ini. Memilih pemimpin tidak hanya berdasarkan keramahan dan kedermawanan, tetapi juga mempertimbangkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Pilkada kali ini harus menjadi momentum untuk memperbaiki diskursus politik yang lebih sehat dan substansial demi kemajuan Kabupaten Wajo ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun