Mohon tunggu...
Ardi Tamin
Ardi Tamin Mohon Tunggu... Lainnya - Entrepreneur dan pemerhati sejarah

Penggemar sejarah yang telah jadi pengangguran karena usia, mencoba untuk berbagi cerita dengan harapan bermanfaat bagi semua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jepang Masuk (Bukittinggi 1942)

21 Januari 2025   07:04 Diperbarui: 21 Januari 2025   07:04 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jepang Masuk ke Bukit Tinggi

Tiap hari selalu terdengar berita tentang kemajuan tentara Jepang sesudah Vietnam, menyusul Siam (Thailand). Berikutnya Kuala Lumpur dan Singapore. Tidak lama sesudah Singapore jadi pusat kekuasaan Jepang di Asia Tenggara. Terdengar berita Belanda menyerah di Batavia. Maka secara de jure seluruh Nederlands Oost Indie telah diduduki Jepang, memang sesudah Singapore, angkatan laut Jepang segera menguasai Indonesia sebelah Timur.

Terakhir terdengar Plaju dan Sungai Gerong di Palembang dibombardir Jepang. Kemudian berita bahwa Jepang sudah sampai di Pulau Musang yang masuk dari Jambi. Padang Sidempuanpun telah diduduki Jepang yang mendarat di Medan.

Pagi 12 Februari 1942, terdapat kesimpangsiuran berita. Ada yang mengatakan malam tadi terlihat serdadu Jepang. Didorong  oleh rasa ingin tahu saya menuju Jam Gadang. Dimana-mana sudah terdapat selebaran yang meminta agar anggota polisi, tentara, pamong (B.B Ambtenaar) tetap ditempat. Tentara Kerajaan Jepang memberitahukan bahwa Tentara Pembebasan akan memasuki Bukit Tinggi. Bahwa Belanda telah menyerah, Tuan Gubernur Jendral Tjarda van Starkenburg Stachower dan Jendral Spoor telah mengadakan serah terima dengan Tentara Kerajaan. Dengan demikian rakyat diminta untuk membantu tentara Jepang menjaga keamanan. Sementara itu asisten Residen dan semua anggota pemerintahan Belanda dan orang-orang Belanda partikelir diminta untuk tetap ditempat/tahanan rumah, menunggu ketentuan pemerintah tentara Jepang  Dai Nippon.

Kelihatan asap mengepul di arah Bukit Ambacang. Tidak lama kemudian tentara Jepang berbaris masuk kota menyusul yang berkereta angin. Seperti sudah diatur semuanya menyebar menuju kantor-kantor pemerintah, polisi, rumah pejabat Belanda, rumah sakit, tidak ada tentara Jepang yang berkumpul. Hanya hampir disemua persimpangan ada serdadu Jepang sedang berjaga dengan sangkur terhunus.

Kampung Cina semakin ramai, mulai dari Jam Gadang sampai ke simpang rumah sakit tentara. Kemudian, entah kapan mulai terjadi dan siapa yang memulai, tahu-tahu terdengar suara riuh di Kampung Cina bagian atas. Ada toko Cina dibongkar ramai, dirampok dan dijarah. Menyusul toko-toko berikutnya. Ratusan pintu toko dijarah, isinya dirampas, bahkan banyak yang bertebaran disepanjang jalan.

Saya berdiri diujung Kampung Cina bagian atas dekat Jam Gadang. Saya dengar ada teriakan "ada polisi". Tentara Jepang yang jaga di samping Jam Gadang diam saja. Kabarnya ada perintah tentara Jepang pada polisi Belanda supaya mengamankan penjarahan toko itu.

Saya lihat Inspektur Polisi Belanda naik motor  fiets berhenti didepan serdadu Jepang, beliau turun dari motor, lalu jalan kaki menuju Kampung Cina yang sedang ramai-ramainya penjarahan, "ayo berhenti", "ayo berhenti", hanya itu suara Inspektur Belanda itu. Kemudian kelewangnya dicabut. Mulailah dia tebas kiri kanan orang-orang yang membawa barang jarahan. Banyak sekali yang terluka.

Teriakan berubah, menjadi jerit ketakutan. Saya merasa tempat ini harus segera ditinggalkan dan lari kerumah. Persis waktu berbelok dari jalan Atas Ngarai, turun ke Kampung Baru saya dengar tembakan. Kabarnya, Inspektur Belanda yang mengamuk itu, sesampainya di Simpang Bukit Ambacang, ditembak oleh tentara Jepang.

Beberapa hari kami tidak pernah keluar rumah. Hanya Amai dan bibik saja yang secara bergantian keluar sambil mencari bapak yang tidak pulang. Sesudah ada berita aman, saya pun keluar. Kampung Cina sudah bersih, toko-toko yang buka hanyalah toko-toko Jepang, umumnya toko kelontong, toko jam, foto studio. Pasar Atas baru mulai buka, hanya pasar Bawah yang agak ramai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun