Teringat kembali memori semasa SMP ketika mengunjungi stadion ini kembali. Dahulu stadion ini diperuntukkan untuk umum. Setiap Sabtu dan Minggu pagi, beberapa sekolah di Kota Depok melaksanakan kegiatan atletik ataupun ujian praktek mata pelajaran pendidikan jasmani disini. Semua orang juga bisa datang dan berkumpul bersama untuk berolahraga pagi.
Jika dilihat secara saksama, Stadion Universitas Indonesia (UI) ini seperti tak terurus. Padahal selain lapangan sepakbola, di sini juga terdapat lintasan lari serta fasilitas lain seperti tribun penonton, ruang ganti, dll. Fasilitas ini cukup baik seperti layaknya stadion sepakbola tim profesional jika dirawat secara teratur.
Kualitas rumput lapangan sepakbolanya buruk, permukaan tanahnya sangat keras, serta dipenuhi dengan putri malu yang berbahaya jika terkena kulit saat berlari. Ironis sekali melihat kondisi ini padahal pengelolanya pasti punya dana yang cukup untuk perawatan dan peningkatan kualitas sarana kegiatan mahasiswanya.
Namun sekarang Stadion Universitas Indonesia telah menjelma menjadi salah satu pusat olahraga dengan fasilitas nomor wahid di Kota Depok. Dengan menggunakan rumput sintetis, lapangan sepakbolanya sangat baik untuk digunakan pada saat panas maupun hujan. Lintasan atletiknya pun mengunakan karet sehingga lebih aman untuk digunakan para mahasiswa untuk berlatih maupun bertanding. Lampu stadion juga siap menerangi kegiatan olahraga saat matahari terbenam.
Akhir pekan lalu, saya kembali mendapat kesempatan berharga “mencicipi” rumput kuallitas jempolan ala Universitas Indonesia. Ini merupakan kali kedua saya merumput disini. Bermain sepakbola di Stadion UI sangat nyaman. Kualitas rumput sintetisnya tak jauh beda dengan Stadion Pertamina Simprug. Tapi jangan salah, untuk dapat merumput di sini, anda harus merogoh kocek lebih dalam untuk patungan dengan teman-teman karena harga sewanya sekitar 2 jutaan untuk dua jam.
Kami berkesempatan melakukan pertandingan persahabatan melawan tim sepakbola jurusan Antropologi UI. Pertandingan berlangsung seru dan ceria. Pertandingan persahabatan ini terdiri dari 3 tim yaitu tim merah dan biru (Football Boots Kaskus) dan tim Kuning (Antropologi UI). Pertandingan berlangsung 3x30 menit dan dipimpin langsung oleh wasit serta hakim garis yang mumpuni.
Sayangnya stadion ini tidak lagi dibuka untuk umum. Hanya mahasiswa, alumni dan karyawan Universitas Indonesia saja yang bisa menggunakan fasilitas ini. Terima kasih untuk Football Boots Kaskus Depok yang telah memberikan kesempatan langka ini. Senang sekali bisa menjadi bagian dari kalian semua.
Teruntuk siapapun Walikota Depok yang terpilih pada Pilkada nanti, semoga bisa lebih memerhatikan kondisi sepakbola di Kota Depok yang telah mati ditelan bumi. Di antaranya adalah stadion Merpati yang kondisinya memang seperti kandang burung merpati dan tim kebanggaan Kota Depok, Sang Pendekar Ciliwung Persikad, yang saat ini dimiliki Purwakarta agar bisa kembali bermukim di tanah kelahirannya kembali.
Salam olahraga!
Lihat Bola Selengkapnya