Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Soundcloud Diakuisisi Spotify, Akankah Membunuh Kreativitas Orang dalam Bermusik?

29 September 2016   10:59 Diperbarui: 29 September 2016   11:53 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bambootelegraph.com

Soundcloud mulai sepi dan ditinggalkan oleh penghuninya. Media sosial berbasis audio ini lambat laun menuju kebangkrutan dan kabarnya akan diakuisisi oleh Spotify dalam waktu dekat. Seperti dilansir The Verge, Spotify sudah menyiapkan dana sebesar 700 juta Dolar Amerika untuk membeli Soundcloud. Ini mungkin jadi angin segar yang menyelamatkan Soundcloud sebagai salah satu pionir jejaring sosial dalam bermusik setelah MySpace dan Reverbnation, yang sudah tidak seramai dulu. Namun kemanakah perginya ratusan juta lagu yang diunggah para pengguna Soundcloud perorangan maupun artis/label rekaman dari seluruh penjuru dunia (termasuk lagu-lagu yang saya rekam) ini nantinya?

Smule juga sempat berhasil mencuri pasar Soundcloud

Smule lebih praktis untuk rekaman daripada Soundcloud (musically.com)
Smule lebih praktis untuk rekaman daripada Soundcloud (musically.com)
Banyak pengguna Soundcloud kini banting setir menjadi anak karaoke di Smule, sebuah aplikasi smartphone untuk rekaman langsung yang lebih praktis. Pengguna soundcloud akan lebih repot dalam mengunggah karyanya karena harus merekam musik dan nyanyiannya dengan alat perekam sederhana hingga yang profesional. Hal inilah yang membuat pengguna Soundcloud “kabur”. Soundcloud juga semakin tidak efektif terutama bagi band-band indie yang ingin mempromosikan musiknya karena sepi pengunjung. Meskipun beberapa inovasi coba diluncurkan Soundcloud, hasilnya sama saja. Rekan-rekan pengguna Soundcloud pun lebih aktif menggunakan Smule dan juga beralih ke YouTube sebagai ajang pamer karyanya karena perpaduan audio dan visual lebih menarik untuk dinikmati orang-orang.

Soundcloud beda genre dengan Spotify

Hampir sama seperti Apple Music dan Google Play Music, Spotify adalah layanan berlangganan streaming musik berbayar yang memudahkan orang mendengarkan musik dimana saja dan kapan saja. Sedangkan Soundcloud membebaskan pengguna untuk mengunggah apapun karya pengguna dalam format audio untuk didengarkan dan dibagikan ke publik. Disinilah karya-karya baru yang inovatif muncul. Sebagai seorang musisi indie, selain bermanfaat untuk bisa berbagi karya musik, Soundcloud juga menjadi ajang cari teman serta penggemar. Bahkan saya bisa mencari vokalis baru untuk bergabung dalam band dengan mencari bakat-bakatnya disini. Jika Spotify berhasil mengakuisisi Soundcloud, berarti sama saja menutup wadah apresiasi para pemusik di dunia ini. Lalu kemana lagi mereka akan berlabuh?

Spotify mungkin bermaksud baik dalam melindungi hak cipta karya musisi dari pembajakan, karena semua lagu yang diunggah di Soundcloud mudah sekali diunduh orang dengan gratis. Bagi musisi major label mungkin tidak terlalu memikirkan ini. Bagaimana dengan musisi indie? Seperti yang kita ketahui, untuk mengunggah lagu ke Spotify tidaklah mudah. Lagu yang diunggah harus masuk ke dalam database iTunes juga, yang artinya kita harus merogoh kocek cukup dalam untuk biaya unggah dan kontrak per lagunya. Belum lagi standar kualitas audio yang tinggi diwajibkan dan akan diuji langsung oleh sound engineer yang bersertifikat sebelum nantinya resmi dirilis dan dijual di iTunes. Setelah rilis, lagu kita akan otomatis bisa didengar melalui aplikasi streaming musik berbayar seperti Spotify dan Deezer. Tentu Soundcloud bersifat tidak komersil seperti Spotify, terutama untuk musisi indie.

Tidak seperti Soundcloud yang gratis, butuh dana untuk bisa menjual karya band saya di iTunes dan pada akhirnya bisa didengarkan orang di seluruh dunia lewat Spotify
Tidak seperti Soundcloud yang gratis, butuh dana untuk bisa menjual karya band saya di iTunes dan pada akhirnya bisa didengarkan orang di seluruh dunia lewat Spotify
Pertanyaannya, apakah orang akan tetap membeli lagu atau album secara utuh di iTunes jika bisa didengarkan gratis di Spotify? Soundcloud seharusnya menjadi platform promosi yang potensial untuk band atau solois secara worldwide. Namun sayang, si awan orange ini akan hilang dari peredaran. YouTube mungkin akan jadi satu-satunya persinggahan akhir mereka yang ingin menunjukkan karyanya. Semoga ada wadah baru yang efektif, interaktif, dan tidak membunuh kreativitas orang dalam bermusik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun