Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

No Shave November, Cara Unik Mendukung Aksi Sosial

30 Oktober 2015   19:27 Diperbarui: 30 Oktober 2015   20:00 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menumbuhkan kumis dan jenggot serta membentuknya menjadi tampilan yang unik sudah menjadi tren para kaum Adam. Kesan macho dan berwibawa sekejap tumbuh seiring tumbuhnya bulu-bulu halus di sekitar wajah seorang pria dewasa. Tak heran, para wanita semakin tertarik dan menyukai pria berkumis atau berjenggot. meskipun ada juga yang berpendapat bahwa ada kesan "urakan" untuk pria yang tidak pernah bercukur. Setiap bulan November ada sebuah kampanye sosial yang unik bertajuk “No Shave November”.

Apa itu No Shave November?

No Shave November sendiri adalah gerakan menumbuhkan kumis dan jenggot selama sebulan penuh sebagai bentuk kesadaran akan bahaya kanker. Tujuan dari gerakan No Shave November ini adalah untuk “menumbuhkan” kesadaran akan bahaya penyakit kanker dengan merawat rambut kita. Karena banyak penderita kanker yang harus mencukur habis rambutnya untuk keperluan Kemoterapi demi kesembuhannya.

Dengan membiarkan kumis dan jenggot tumbuh hingga lebat, kita berarti menghemat biaya dan bisa mendonasikan uang kita yang seharusnya dialokasikan untuk biaya cukur di sebuah salon ataupun biaya perawatan brewok secara berkala. Gerakan sosial ini juga bertujuan mengedukasi semua orang untuk hidup sehat dan membantu memberikan dukungan moril kepada penderita kanker untuk tetap semangat melawan penyakit.

Sejarah Singkat No Shave November

Sejak dahulu, tren berkumis dan berjenggot sudah dilakukan banyak orang. Para Cendekiawan, Pemusik, bahkan pesepakbola juga banyak yang tambil dengan kumis dan jenggot lebatnya. Gaya berkumis dan berjenggot juga digandrungi para public figure di seluruh dunia sampai saat ini, termasuk Indonesia. 

Pada mulanya, gerakan melebatkan bulu di wajah ini hanyalah kegiatan biasa tanpa tujuan, sebelum akhirnya berubah menjadi gerakan masif yang mendunia. 

Kakak tertua dari delapan bersaudara keluarga Hill di pinggiran Kota Chicago mendirikan yayasan No Shave November. Mereka kehilangan ayah tercintanya di tahun 2007 setelah berjuang melawan kanker usus selama 18 bulan. Rebecca Hill sebagai kakak tertua mencoba mencari dana untuk penelitian tentang kanker, dan mencoba mengajukan gerakan No Shave November sebagai makna melawan penyakit kanker.

Ingin Berpartisipasi?

Peraturan berpartisipasi dalam kampanye sosial ini sangatlah mudah. Bagi kalian pria dewasa, taruhlah pisau cukur dan jangan menggunakannya selama 30 hari, jangan pula mampir ke kios tukang cukur bahkan hanya untuk menipiskan merapihkan bulu-bulu di sekitar wajah yang mulai tumbuh lebat. Lalu donasikan uang yang seharusnya dibelikan pisau cukur atau biaya perawatan rambut lainnya. 

Biasanya setelah bulan November berakhir, para pria yang sudah membiarkan kumis dan jenggotnya selama sebulan akan meramaikan jagad media sosial dengan mengunggah fotonya yang tampil berkuis dan berjanggut panjang. Pastinya, penampilan baru pun terlihat berbeda dari sebulan yang lalu. Perlu diingat bahwa No Shave November bukanlah seperti kontes menghias kumis dan jenggot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun