Mohon tunggu...
Ardita Afiani
Ardita Afiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Saya seorang mahasiswi bersemangat di program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, saya membagi cinta saya untuk pendidikan dengan fokus pada perkembangan anak usia dini. Saya percaya bahwa setiap anak adalah permata berharga dan pendidikan yang baik di usia dini adalah kunci untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan dedikasi saya terhadap pembelajaran dan perhatian pada detail, saya berkomitmen untuk menjadi guru yang mampu memberikan pengalaman pendidikan yang bermakna dan positif bagi setiap anak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Penting Pengasuhan Positif dalam Membentuk Perkembangan Sosial Emosional Anak

21 Oktober 2023   11:31 Diperbarui: 21 Oktober 2023   11:36 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya perkembangan sosial-emosional anak merupakan isu yang semakin memprihatinkan di bidang psikologi pendidikan dan perkembangan. Anak-anak yang mampu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang baik cenderung mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan orang lain, menangani konflik dengan lebih efektif, dan membangun landasan yang kuat untuk pertumbuhan pribadi yang positif. Namun masih banyak pertanyaan yang perlu dijawab untuk memahami pentingnya pola asuh positif bagi perkembangan sosial emosional anak. Saat ini kesadaran akan pentingnya pengasuhan positif dalam membentuk perkembangan sosio-emosional anak masih belum merata, khususnya di masyarakat Indonesia. Di Indonesia, ada perubahan dalam cara pengasuhan anak di dalam keluarga, dan ini telah menciptakan dampak-dampak yang mengarah pada permasalahan. Keluarga, yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat, memiliki peran yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dengan harapan bahwa hal ini akan mengurangi kemunculan masalah-masalah sosial (Gunarsa & Gunarsa, 1993, hal. 209 dalam Setiawan, 2014). Faktanya, pengasuhan yang positif mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perkembangan anak dan sudah seharusnya menjadi fokus utama semua orang tua dan pengasuh. Tujuan essai ini adalah untuk mengeksplorasi peran penting pola asuh positif dalam membentuk perkembangan sosial-emosional anak-anak dan untuk memberikan panduan yang berguna bagi orang tua dan pendidik untuk meningkatkan interaksi dan pendekatan mereka terhadap anak-anak mereka.

Dalam banyak situasi, orang tua atau pengasuh mungkin belum menyadari bahwa pendekatan mereka dalam mendidik anak dapat memiliki dampak signifikan pada jangka panjang. Perkembangan sosial-emosional anak sangat dipengaruhi oleh pengasuhan yang mereka terima. Anak-anak yang diberikan pengasuhan yang positif lebih cenderung memiliki kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik, memiliki keterampilan sosial yang kuat, dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Namun, seringkali terjadi ketidakpahaman tentang pentingnya aspek ini. Beberapa orangtua mungkin terlalu fokus pada prestasi akademik atau pencapaian lainnya, sehingga mengabaikan pentingnya mendukung perkembangan sosial-emosional anak. Ini adalah kesalahan yang sebaiknya dihindari, karena perkembangan sosial-emosional memiliki dampak yang besar pada kebahagiaan dan kesejahteraan anak di masa depan.

Pola pengasuhan positif adalah pola pengasuhan yang dilakukan dengan penuh cinta dan perhatian terhadap anak, dengan tujuan utama untuk menciptakan hubungan yang akrab antara anak dan orang tua, serta memprioritaskan kepentingan dan kesejahteraan anak. Ahmad & Mubiar (2011:3) dalam (Dewi dkk., 2020)  mengatakan definisi perkembangan sebagai transformasi yang terjadi pada individu menuju tingkat kedewasaannya, yang berlangsung secara teratur, bertahap, dan terus-menerus, baik dalam hal fisik maupun psikis. Salah satu aspek perkembangan yang sangat dipengaruhi oleh pengaruh pola asuh adalah perkembangan sosial-emosional.  Santrock 2012: 205 dalam (Dewi dkk., 2020) menjelaskan bahwa emosi adalah sensasi yang timbul ketika individu berada dalam situasi atau sedang terlibat dalam interaksi yang memiliki signifikansi besar bagi mereka. Sementara itu, Hurlock 1978:250 dalam (Dewi dkk., 2020) mengemukakan bahwa perkembangan sosial adalah kapasitas individu untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan norma-norma sosial dalam masyarakat, sesuai dengan prinsip-prinsip sosialisasi.

Pada tahun-tahun awal kehidupannya, anak mengalami pertumbuhan pesat yang akan menjadi landasan karakter dan jati dirinya di masa depan. Masa ini merupakan masa yang sangat penting dalam perjalanan hidup seorang anak, di mana mereka mulai memahami dunia disekitarnya, memahami diri sendiri, dan belajar bagaimana berinteraksi dengan orang disekitarnya. Pengasuhan positif bukan sekedar teknik, melainkan falsafah hidup yang mengedepankan nilai-nilai seperti empati, kasih sayang, dan komunikasi yang sehat antara orang tua atau pengasuh dengan anak. Oleh karena itu, pengasuhan orang tua pada anak usia dini sangat menentukan dalam membentuk landasan yang kuat bagi perkembangannya.

Menurut Soetjiningsih (dalam Mulyanti dkk., 2021), menyatakan bahwa semakin baik pola pengasuhan yang diterapkan pada anak, semakin baik perkembangan anak tersebut. Pola pengasuhan yang ideal akan menghasilkan anak yang memiliki kemandirian yang kuat, kemampuan sosial dan emosional yang baik, serta karakteristik seperti kemampuan bernegosiasi, berinteraksi baik dengan teman-temannya, kemampuan kendali diri, kemampuan mengatasi stres, dan sikap kooperatif (Soetjiningsih dkk, dalam Mulyanti dkk., 2021). Sebaliknya, pola pengasuhan yang tidak tepat dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan sosial-emosional anak. Contoh studi kasus yang dilakukan (Farahita & Setyowati, 2022) menunjukkan bahwa penerapan pola pengasuhan otoriter dan permisif dalam suatu keluarga dapat berdampak buruk pada kemampuan sosial-emosional anak usia 4 tahun di TK Pancasila 1 Surabaya. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan pengasuhan otoriter cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah dalam melakukan aktivitas dan sering absen sekolah. Di sisi lain, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan pengasuhan permisif cenderung enggan berbagi mainan dengan teman-temannya dan kesulitan dalam mengendalikan emosi mereka. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis mereka.

Maka dari itu, orang tua harus mengawasi dengan cermat cara mereka mendidik anak mereka untuk membantu perkembangan sosial-emosional anak secara maksimal. Dalam upaya memberikan pengasuhan yang positif, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, termasuk memberikan kasih sayang, memberikan perhatian, menetapkan batasan yang jelas, menjadi contoh yang baik, serta memberikan kesempatan untuk berkomunikasi. Dengan menerapkan pengasuhan positif dengan baik, orang tua akan berperan penting dalam mendukung perkembangan sosial-emosional anak yang optimal. Dengan pemahaman ini, penting bagi setiap orang tua dan pengasuh untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mendukung perkembangan sosial-emosional anak-anak. Hal ini bukan hanya merupakan tanggung jawab moral, tetapi juga merupakan investasi dalam masa depan mereka, yang akan membantu mereka mencapai kesuksesan dalam kehidupan dan masyarakat yang lebih luas.

Menurut Nada dkk., 2023 berdasarkan pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua, dampaknya terhadap perkembangan sosial-emosional anak adalah pertama, pengasuhan demokratis memiliki dampak positif pada perkembangan anak, yang tercermin dalam perilaku sosial-emosional anak yang ceria, memiliki kemandirian, mudah bergaul, suka berbagi, memiliki keberanian, memiliki motivasi yang tinggi, dan mampu bekerja sama. Kedua, pengasuhan permisif berdampak pada perilaku anak yang cenderung melakukan apa yang mereka inginkan, sulit diarahkan, kesulitan dalam pengendalian diri, sulit bekerjasama, dan kurang kemandirian. Ketiga, pengasuhan otoriter membuat anak cenderung kurang ceria, lebih pasif, selalu patuh, kesulitan dalam pengambilan keputusan, mengandalkan orang lain, tidak berani mempertahankan diri, dan terbatas dalam ekspresi diri .

Dalam usaha untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola asuh positif, maka diperlukan peran aktif dan kerjasama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan pola asuh positif. Edukasi orang tua atau calon orang tua tentang pola asuh yang baik dan dampaknya terhadap tumbuh kembang anak harus menjadi bagian integral dari program pendidikan. Dengan memberikan informasi dan sumber daya yang relevan kepada orang tua, mereka akan dapat memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan rumah yang mendukung perkembangan sosial-emosional anak yang sehat. Membuat kebijakan yang mendukung pola asuh positif juga memerlukan tanggung jawab pemerintah. Ketika orang tua, masyarakat, dan pemerintah bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan pola asuh positif, kita dapat melihat perubahan positif dalam perkembangan sosial-emosional anak-anak Indonesia. Dengan memberikan perhatian khusus pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak dan meletakkan dasar yang kuat dalam pola asuh positif, kita akan membantu anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara sosial dan emosional. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada masyarakat yang lebih seimbang dan harmonis di masa depan. Secara keseluruhan, hal ini dapat dilihat sebagai investasi berharga bagi masa depan bangsa Indonesia.

Pola pengasuhan anak memiliki erat kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga atau komunitas dalam memberikan perhatian, waktu, dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan (Rakhmawati, 2015). Dalam konteks ini, dukungan sosial dan jaringan komunitas juga memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pengasuhan yang positif. Komunitas dapat berperan aktif dalam mendukung pengasuhan yang baik dengan mengorganisir kelompok-kelompok diskusi atau seminar yang bertujuan untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pengasuhan yang baik. Melalui interaksi ini, orang tua dapat belajar dari pengalaman orang lain dan mendapatkan ide-ide baru tentang cara mengasuh anak-anak mereka. Selain itu, mendapatkan bimbingan dari ahli psikologi anak dan konselor keluarga juga dapat memberikan panduan yang lebih mendalam kepada orang tua yang mungkin menghadapi tantangan khusus dalam mengasuh anak-anak mereka. Dengan dukungan komunitas dan saran dari para profesional, orang tua dapat memperkuat kemampuan mereka dalam mengasuh anak-anak dengan lebih baik. Dengan demikian, pola pengasuhan anak, dukungan komunitas, dan bimbingan dari ahli psikologi anak dan konselor keluarga saling terkait dan berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif anak-anak.

Secara kesimpulan, pola asuh yang positif adalah kunci perkembangan sosial-emosional yang sehat pada anak. Ini melibatkan cinta, perhatian, dan upaya untuk membangun hubungan yang erat antara orang tua dan anak-anak, dengan fokus utama pada kesejahteraan anak. Untuk mencapai tujuan tersebut, orang tua harus memahami pentingnya pola asuh positif dan memahami dampaknya terhadap tumbuh kembang anak.Pentingnya pengasuhan positif dalam membentuk perkembangan sosial-emosional anak tidak dapat diabaikan. Orang tua harus memperhatikan pola pengasuhan yang mereka terapkan agar dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dalam aspek sosial-emosional. Untuk menerapkan pengasuhan positif, perlu memperhatikan beberapa faktor seperti memberikan cinta dan perhatian, menetapkan batasan yang jelas, menjadi contoh yang baik, dan memberikan kesempatan untuk berkomunikasi. Dengan menerapkan pengasuhan positif yang efektif, orang tua dapat memainkan peran penting dalam membantu anak tumbuh dan berkembang secara maksimal dalam hal sosial-emosional.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun