teduh langit memandangi diriku
yang luluh lantak nan termangu
ada apa gerangan wahai pemuda yang sedang candu?
sapanya kala kami mulai saling menyentuh
debu kacaukan pandangan
haru merusak semua kenangan
dengan lancang ingatan menantang
bak debur ombak menabrak karang
jari-jemari mulai mencengkeram
ingatan yang melayang menyambut matahari terbenam
sang jingga pun menitipkanku kepada sang malam
mata memerah, berair, perih
begitu pula hati yang sudah bersepah
kemelut terus mengerubungi sanubari
yang tak berhenti riuh meski dalam sunyi sepi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H