Mohon tunggu...
Timmy Ardian Roring
Timmy Ardian Roring Mohon Tunggu... Pustakawan - Pegawai Swasta

Seorang pekerja swasta yang mengaktualisasi diri dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Di Garda Terdepan Memperjuangkan Kehormatan Bahasa Persatuan

24 Oktober 2023   15:00 Diperbarui: 26 Oktober 2023   01:01 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat cerita, Neni dinyatakan lulus SPMB dan diterima di salah satu Perguruan Tinggi Negeri Surabaya yang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikannya cukup tersohor dan memiliki reputasi gemilang. Neni, yang sama sekali tidak menduga hasil itu, memantapkan hati dan merasa bahwa inilah takdirnya. Dengan demikian, perantauan kedua Neni resmi dimulai, dan kali ini, perjuangannya membuahkan hasil. “Saya banyak belajar dari pengalaman merantau di Riau. Saya juga sudah lebih percaya diri dan karena itu, di Surabaya saya lebih bisa beradaptasi,” tuturnya.

Selama menempuh perkuliahan, Neni merasakan betapa rekan-rekan seperjuangannya menghargai dirinya meski ia berasal dari luar pulau. Apresiasi dari sahabat-sahabatnya itu begitu membekas di hatinya hingga sekarang. Berbagai kenangan indah-pun tercipta bersama mereka.

Di antara semua mata kuliah yang diambilnya, ‘Drama’ adalah yang paling tidak bisa ia lupakan. Ia masih ingat betul akan perjuangan timnya dalam mempersiapakan naskah drama, berlatih hingga petang, dan tampil memukau di hari pementasan. Selain itu, selama menimba ilmu, ia berhasil mengasah kemampuannya dalam bercerita dan ia sangat percaya diri dengan kecakapannya ini. Untuk tugas akhir sebagai syarat kelulusan, Neni tidak menghadapi kendala yang berarti. “Skripsi saya lancar jaya,” paparnya sembari tersenyum lebar. 

Mengabdi sebagai Pendidik

Sembari menantikan yudisium, berbekal kompetensi dan pengalaman magang yang dimiliki, Neni mencoba melamar pekerjaan dan berhasil diterima bekerja di sebuah sekolah swasta yang terletak di kawasan Surabaya Timur. Ia mantap berkarir di ibukota provinsi Jawa Timur itu dan sekolah ini-pun menjadi tempat kerjanya hingga sekarang. Di awal karirnya mengajar Bahasa Indonesia, ia sempat terkejut karena anak didiknya banyak yang mempertanyakan logatnya yang kental. Tapi ia bisa memakluminya dan justru menggunakan kesempatan itu untuk mengenalkan daerah asalnya dengan penuh kebanggaan.

Dua belas tahun bekerja sebagai guru, Neni, yang merupakan penggemar novel karya Tere Liye ini, telah memiliki pengalaman mengajar di beberapa jenjang, khususnya di tingkat SMP dan SMA. Ia juga pernah mengambil pekerjaan sampingan sebagai guru les anak SD selama 9 tahun. Ini menjadi bukti betapa besar dedikasinya dan kecintaan Neni terhadap jalan karir yang telah dipilihnya.

Ditanya tentang apa rahasia di balik kesuksesannya dalam berkarir sebagai guru Bahasa Indonesia, Neni membagikan beberapa kiat. Pertama, ia berpendapat bahwa guru Bahasa Indonesia haruslah pandai bercerita. “Anak-anak senang mendengarkan cerita, apalagi bila kita mampu bercerita dengan sangat menjiwai dan jago mendramatisir,” terangnya. Kedua, Neni mengingatkan agar guru-guru sesekali menambahkan humor saat menyampaikan materi. Ini sangat krusial untuk membuat murid betah belajar. 

Ketiga, Neni berpesan agar guru-guru mencoba mengintegrasikan karya-karya maupun film-film populer yang sekiranya murid-murid ketahui ke dalam penyampaian materi. Hal ini dimaksudkan agar apa yang diajarkan bisa lebih mudah mereka cerna.  Yang terakhir, wajib hukumnya bagi seorang guru untuk menghafal nama tiap muridnya. Tidak hanya sampai disitu, guru juga harus sesekali menanyakan bagaimana kabar mereka dan menyemangati mereka ketika mereka sedang sedih karena mendapat nilai yang jelek.

Pendekatan yang dilakukan Neni dalam mengajar dan membangun relasi dengan para muridnya ini selalu membuahkan hasil. Ia menjadi sosok guru yang istimewa di mata anak didiknya. Ia-pun kerap mendapat perhatian dari mereka. 

Misalnya saja, Neni, yang waktu tulsian ini dibuat sedang mengandung anak kedua, sering didatangi siswa dan siswinya yang kemudian mengingatkan dirinya untuk menghindari kelelahan berlebihan, selalu menjaga kesehatan, dan rutin periksa ke dokter. Bila ia mengenakan anting atau bros baru, pasti ada saja murid yang menanyakan atau memuji aksesoris tersebut. 

Perhatian akan hal-hal kecil seperti ini justru berarti besar buat Neni. Ini menandakan bahwa anak didiknya tidak cuek pada dirinya dan keberadaannya memiliki arti dalam kehidupan mereka. Bagi Neni, inilah hal yang paling berkesan dalam perjalanan karirnya sebagai seorang pendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun