Mohon tunggu...
Ardine Vania Apsari
Ardine Vania Apsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perundungan Antar Remaja Viral di Gresik

27 Desember 2024   15:07 Diperbarui: 27 Desember 2024   15:06 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

GRESIK, JAWA TIMUR - Belakangan ini kasus perundungan atau bullying yang dilakukan semena-mena antar pelajar dibawah umur semakin mengkhawatirkan, khususnya perundungan yang menjadi sorotan terjadi di Gresik.  Sebuah video perundungan (bullying) yang melibatkan sejumlah remaja Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Gresik, Jawa Timur menjadi viral di berbagai media sosial. Kejadian yang berlangsung ini menambah daftar Panjang kasus perundungan di kalangan pelajar yang semakin mengkhawatirkan dan merugikan banyak pihak.

Video yang berdurasi sekitar dua menit itu memperlihatkan aksi sekelompok remaja perempuan yang sedang memukuli dan menganiaya salah satu teman perempuan nya yang diduga merupakan korban perundungan. Dalam video tersebut, korban yang tampak ketakutan dan terpojok dikelilingi oleh beberapa orang yang terus memukul dan merendahkan dirinya. Beberapa di antaranya bahkan terlihat merekam kejadian tersebut dengan ponsel mereka, tanpa mencoba menghentikan aksi kekerasan tersebut.

Video yang viral ini segera mendapat perhatian publik. Banyak warganet yang mengecam tindakan tersebut dan meminta agar pelaku perundungan diberi sanksi tegas dan adil sesuai perbuatan yang telah dilakukan oleh pelaku perundungan. Supaya pelaku jera dan tidak ada hal seperti ini lagi yang terjadi di kalangan remaja di bawah umur.

Kasus perundungan ini bukanlah yang pertama di gresik, dan perundungan di kalangan remaja semakin mengkhawatirkan. Tentunya perundungan yang dialami korban membawa dampak serius bagi kondisi mental dan emosionalnya. Selain trauma fisik, perundungan juga berpotensi menyebabkan gangguan psikologis yang berkelanjutan, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Para ahli psikologi menyebutkan bahwa perundungan dapat merusak rasa percaya diri anak dan mempengaruhi perkembangan emosional mereka karena trauma kejadian buruk yang terjadi di masa lalu.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian perundungan tersebut terjadi lagi adalah dengan peningkatan pendidikan anti-bullying di sekolah, penegakan aturan yang tegas terhadap pelaku perundungan, serta penyediaan layanan konseling bagi korban dan pelaku.

Selain itu, peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak untuk menghargai perbedaan dan mengajarkan nilai empati. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih peduli terhadap masalah ini.
Dengan kolaborasi yang baik antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kesadaran yang tinggi akan bahaya perundungan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi remaja untuk berkembang tanpa rasa takut.

Dari kejadian perundungan yang viral di Gresik ini menyoroti pentingnya penanganan serius terhadap masalah perundungan, terutama yang melibatkan pelajar dibawah umur dan menjadi pengingat betapa pentingnya sikap saling menghargai dan empati di kalangan generasi muda. dan dukungan orang tua, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa depan. Setiap anak berhak untuk belajar dalam lingkungan yang aman dan penuh rasa hormat, tanpa adanya kekerasan atau intimidasi. Masyarakat, sekolah, dan orang tua harus bersama-sama bergerak untuk menciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi semua pelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun