Mohon tunggu...
ardinal -
ardinal - Mohon Tunggu... wiraswasta -

mencoba menapaki tiap detik yang berlalu dengan suatu hasil

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hati Bunda

8 Juni 2013   22:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:19 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tertatih; menapaki rajutan kehidupan

dalam balutan perban kemiskinan

berharap dalam diam akan keselamatan; kebahagian yang mendalam

hingga berjurai air mata mengalunkan riam

saat sang penjaga kasih itu terlena dengan lelapnya

dibangunkan oleh pekik sang peminta belaian sayang

tanda lapar yang mendera

tak peduli kala bunda sedang meriang

demi...., sang harapan

rela membanting tulang dalam pusaran

tak peduli dengan paras yang hangus terbakar sang surya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun