Setibanya di stasiun tujuan kami, kami langsung berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. Karena jalan pulangku dan Sakura sama, Â aku memutuskan untuk pulang bersamanya. Lagi pula hari sudah malam. Di perjalanan pulang aku ingin bertaya tentang sikapnya yang berbeda dari biasanya pada saat aku bertanya pendapatnya mengenai liburan kami yang akan datang. Tetapi aku urungkan niat itu mengingat kami yang sudah sangat kelelahan bermain seharian. Seperti biasa kami pun berpisah di persimpangan jalan menuju arah yang berlawanan.
Ke esokan harinya ketika bel istirahat berbunyi, aku diajak oleh Sakura untuk pergi ke kantin. Awalnya aku menolak ajakan tersebut karena aku malas untuk pergi. Tapi karena dia terus memaksaku, akhirnya aku ikut rsamanya ke kantin.
"Trima kasih banyak."
Setelah medapatkan makanan, kami melihat Kei dan Karen yang sepertinya sedang membicarakan sesuatu. Aku dan Sakura pun pergi mendatangi meja mereka berdua.
"Hei. Kei, Karen."
"Oh kakak."
"Kita boleh gabung gak?"
"Boleh kak boleh."
"Dari tadi ngebicarain apa sih? Keliatanya serius banget."
Mereka pun menceritakan kepada kami apa yang sedari tadi mereka bicarakan. Mereka menjelaskan bahwa jika mereka mendapat satu saja nilai merah pada ulangan kali ini, maka mereka berdua tidak akan diizinkan lagi oleh orang tuanya untuk menikmati hobinya masing-masing.
"Kenapa kalian berdua kok gak bimbel aja?"