Hidup tidak selalu tentang maju. Tujuan tidak selalu harus lebih baik dari sekarang. Mengambil Langkah mundur atau menoleh kebelakang bukan juga hal buruk. Aku kira kita perlu untuk sesekali melakukannya, dan melihat sudah sejauh apa kita berjalan atau memastikan apakah kita dijalan yang benar atau salah.
Depresi, menyerah, hingga putus asa sepertinya kebanyakan dari kita pasti pernah mengalaminya. Terjatuh dari ketinggian, kegagalan hingga ditinggal sendirian adalah hal-hal yang paling tidak kita inginkan. Tapi fakta bahwa tidak semua di dalam kontrol kita juga harus kita sadari. Semesta tidak bekerja untuk kita dan kita hanya tokoh utama didalam hidup kita sendiri.
Bahkan saat tulisan ini dituliskan di dalam sebuah buku kecil, kondisi saya tidak lah cukup baik. Semuanya hancur berantakan, depresi, malu, tidak percaya diri dan merasa semua yang saya lakukan kini tidak memiliki nilai sama sekali.
Mungkin jika anda berharap akan menemukan sebuah nasihat atau inspirasi mengenai bangkit dari titik terendah atau jawaban dari pertanyaan anda, sebaiknya anda berhenti sekarang. Saya hanya percaya satu hal bahwa ini bukan lah akhir, karna saya masih percaya Sang Pencipta punya rencana dan aku juga punya rencana yang sedang direncanakan.
Aku tidak memiliki sayap, aku juga tidak memiliki kekuatan teleportasi atau semacamnya. Saya hanya manusia biasa dengan dua kaki. Jadi yang bisa dilakukan hanya lah melangkah. Tapi tidak seperti sebelumnya, aku hanya peduli tentang secepat apa Langkah ku tanpa menghiraukan kearah mana aku melangkah.
Melangkah kearah yang benar dengan satu Langkah satu hari lebih baik daripada seribu Langkah dijalan yang salah. Saya kira kita perlu Kembali kepersimpangan dan melihat Kembali apakah kita harus ke kiri atau ke kanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H