Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : ruangkara.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Tiang Listrik

19 Juli 2024   08:56 Diperbarui: 19 Juli 2024   09:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sang Penjaga Malam

Tiang listrik berdiri tegak,

Di tepi jalan sunyi malam,

Menjaga cahaya yang bijak,

Mengusir kelam tanpa salam.


Di bawahnya bayang-bayang melangkah,

Kaki lelah para pelancong,

Tiang listrik setia menyinari langkah,

Mengiringi mimpi dalam kepong.


Angin malam berdesir halus,

Mengelus permukaan kasar baja,

Tiang listrik tak pernah tergerus,

Meski waktu terus melaju saja.


Berdiri diam, memandang bintang,

Menyimpan cerita tanpa suara,

Tiang listrik bagai prajurit perang,

Setia, kokoh tanpa cela.


Di tiap malam yang panjang,

Ia merangkai sinar keemasan,

Mengurai gelap dengan terang,

Memberi harapan tanpa batasan.


Tiang listrik, saksi bisu kota,

Menyaksikan suka duka insan,

Menjalin kisah, meski tanpa kata,

Mengantar mimpi dalam keredupan.


Saat hujan turun dengan deras,

Dan petir menggelegar marah,

Tiang listrik tetap berdiri tegas,

Melawan badai dengan gagah.


Di bawah sinar rembulan pudar,

Ia terus memancarkan sinar terang,

Meski malam semakin pekat dan liar,

Tiang listrik tak pernah hilang.

Di subuh yang sepi dan dingin,

Saat burung mulai berkicau,

Tiang listrik tetap berdiri anggun,

Menunggu hari yang cerah dan hijau.


Di tiap pagi yang ceria,

Ketika matahari mulai menyapa,

Tiang listrik seakan berkata,

"Selamat pagi, dunia bahagia."


Dengan kabel yang menjuntai,

Mengalirkan arus kehidupan,

Tiang listrik tetap tegar berdiri,

Mengiringi setiap detak jantung kota.


Di senja yang merah merona,

Saat matahari mulai tenggelam,

Tiang listrik kembali bertahta,

Menjaga malam dari kelam.


Dalam hening malam yang sunyi,

Saat dunia terlelap dalam mimpi,

Tiang listrik tetap berjaga tinggi,

Mengawasi dengan penuh arti.

Tiang listrik, pahlawan malam,

Tak mengenal lelah dan jeda,

Dengan sinar yang tak pernah padam,

Ia menjaga kota dalam keheningan.


Meski hari terus berganti,

Dan waktu tak pernah henti,

Tiang listrik tetap berdiri,

Menjaga dunia dengan penuh bakti.


Dengan kokoh ia tegak berdiri,

Menghadapi setiap badai dan hujan,

Tiang listrik, penjaga abadi,

Dalam gelap, ia adalah cahaya yang tenang.

Di Jalan yang Sepi

Di jalan sepi tiang listrik berdiri,

Menghiasi malam dengan cahaya suci,

Di bawahnya bayang-bayang sunyi,

Menemani langkah insan penuh arti.


Berdiri tegak tanpa keluh kesah,

Meski malam kelam menyelimuti,

Tiang listrik tetap memancarkan indah,

Cahaya terang yang abadi.


Angin malam berbisik lirih,

Menggoda permukaan dingin baja,

Tiang listrik tak pernah letih,

Menjaga jalan dengan setia.


Dalam setiap gemerlap lampu,

Ada kisah yang tak terucap,

Tiang listrik menjadi saksi bisu,

Mengurai malam tanpa lelap.


Meski hujan mengguyur deras,

Dan petir menyambar marah,

Tiang listrik tetap berdiri tegas,

Melawan badai dengan tabah.


Di bawah sinar bulan purnama,

Ia terus memancarkan terang,

Meski malam semakin kelam,

Tiang listrik tak pernah hilang.


Saat pagi mulai menjelang,

Dan burung-burung berkicau riang,

Tiang listrik tetap berdiri tenang,

Mengantar hari dengan senang.


Dengan kabel yang menjuntai panjang,

Mengalirkan arus kehidupan,

Tiang listrik tetap tegar dan tenang,

Mengiringi setiap langkah insan.


Di senja yang memerah di ufuk barat,

Saat matahari mulai tenggelam,

Tiang listrik kembali memancarkan kilat,

Menjaga malam dari kelam.


Dalam hening malam yang sepi,

Saat dunia terlelap dalam mimpi,

Tiang listrik tetap berjaga tinggi,

Mengawasi dengan penuh arti.


Tiang listrik, penjaga malam abadi,

Dengan sinar yang tak pernah padam,

Ia menjaga kota dengan pasti,

Mengusir gelap dengan cahaya yang ramah.


Meski waktu terus berlalu cepat,

Dan hari berganti tanpa henti,

Tiang listrik tetap berdiri kuat,

Menjaga dunia dengan penuh bakti.


Dengan kokoh ia tegak berdiri,

Menghadapi setiap badai dan hujan,

Tiang listrik, penjaga abadi,

Dalam gelap, ia adalah cahaya yang tenang.


Di setiap malam yang panjang,

Tiang listrik merangkai sinar keemasan,

Mengurai gelap dengan terang,

Memberi harapan tanpa batasan.


Saat pagi menyapa dengan ceria,

Tiang listrik seakan berkata,

"Selamat pagi, dunia bahagia,"

Menjaga kota dari gelap gulita.


Di setiap senja yang merah merona,

Tiang listrik kembali bertahta,

Menjaga malam dari kelam dan duka,

Menjaga kota dengan cahaya yang nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun