Di tepi senja yang merona,
aku menatap langit yang berbisik cinta,
dengan kata-kata yang tak pernah terucap,
seperti burung yang terbang tinggi, bebas dan luka.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
seperti daun yang jatuh tanpa pamit pada angin,
seperti ombak yang setia kembali ke pantai,
meski seringkali terdorong pergi, namun tetap kembali.
Cinta ini, bagai hujan yang turun pelan,
menyirami hati yang dahaga akan belaian,
tak perlu kata, cukup tatapan yang berbicara,
dan senyum yang menjadi saksi bisu janji kita.
Di bawah rembulan, aku berjanji,
akan mencintaimu lebih dari kata yang mampu kusampaikan,
lebih dari waktu yang terus berlalu,
seperti sungai yang mengalir tak pernah berhenti.
Kau bagai syair yang tak kunjung rampung kugores,
setiap baitnya adalah detak jantung yang berirama,
setiap kata adalah nafas yang kuhela,
dan setiap jeda adalah rindu yang tak terkira.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
seperti hujan yang mencintai bumi di bulan Juni,
seperti malam yang mencintai diamnya bintang,
dan seperti aku, yang mencintaimu, lebih dari sekedar kata.
Februari, 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H