Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Hati yang Berbekas

15 Februari 2024   12:03 Diperbarui: 15 Februari 2024   12:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di gelanggang politik, badai bertiup kencang,

Debat panas membakar, adu argumen tak jarang.

Di balik layar, benang kusut terjalin,

Kepentingan tersembunyi, agenda terselubung, beradu nasib.

... 

Janji-janji bagai permen di tangan anak kecil,

Manis di mulut, namun pahit di perut

Citra diri dibalut topeng gemerlap,

Menutupi luka dan dosa masa lampau yang kelam.

... 

Kita tak perlu dewa berjubah putih,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun