Hujan di Balik Jendela
Kaca berkabut, diusap jemari lelah
Tetesan rintik turun menyisakan basahÂ
Seperti peluh rindu mengering di paras masa silamÂ
Di ruang di mana kenangan mengendap diam
Langit menangis, mengaburkan batas cakrawalaÂ
Pohon-pohon tua pun merunduk pasrah pada kepala Ingatan berputar, serupa angin puyuh menerpaÂ
Bayanganmu merajai pikir, membuat rasa tak pernah reda
Kita bagai dua ranting patah, dihanyutkan sungai derasÂ
Terbawa arus takdir dengan jalan berliku menebasÂ
Mencoba tegar membangun benteng dari keping hatiÂ