Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Saudaraku yang Berjuang Jauh di Sana

1 November 2023   22:40 Diperbarui: 1 November 2023   22:42 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raut muka tampak hati ingin berkata-kata
Sejak lama ini terjadi, pedih hati tak nentu kapan kan berakhir
Saudara-saudaraku tampak tertatih-tatih
Melihat rumah, jalan, mayat bertumpuk ruah tak henti-hentinya membanjiri
Hadir sesaat, tiba lagi raga baru, membusuk, penuh luka, penuh sesak, penuh tangis memendam

Aku mengerti saudara ku, aku mengerti
Negerimu sedang tidak baik-baik saja
Kami tak lekang waktu memadamkan bara api hati ini
Bermetamorfosa dalam bentuk lain
Sehingga tampak jelas kesedihan kami disini

Doa dan harapan yang kiranya layak berpangku bersama
Menjerit kepada sang Kuasa untuk hadir membantu
Mencipta welas asih agar kalian hadir duduk bersama kami
Kemerdekaan adalah segenap jiwa kami yang tumpah ruah dihadapkan padamu saudaraku
Terkabul mimpi angan menanti, tak pernah lelah tangan kami tuk membebaskanmu dari belenggu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun