Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tertanda di Pantai Halu

16 Oktober 2023   19:19 Diperbarui: 16 Oktober 2023   19:23 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source Image: pixabay.com

Hamparan sejuk di pulau halu
Pasir-pasir melimpah ruah bagaikan debu
Aku termenung dalam sendu
Menapaki pasang surut ombak lulu

Taatkala rindu begitu menggebu
Kutatap awan untuk menyedu
Bersama rima ku bangun harapan di lingkungan kalbu

Sudahkah hati ini menyatu
Setelah lama rama tak bertemu

Aku, sejak dulu tak tahu
Bagaimana rasa ini menyapa dalam gilang-gemilang rindu
Sekian lama padang hampa menyisir rabu
Mendesak aku untuk maju
Menjelma bagai palung tak berhulu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun