Kemiskinan melanda, tetapi kau malah melang-lang buana
Permusuhan mewabah, tetapi kau malah sibuk dengan kuasa
Tak kau hiraukan mereka yang mati kelaparan
Tak kau hiraukan darah anak manusia yang membasahi tumitmu
Yang kau hiraukan hanyalah tahta
Tahta di atas gelimpangan mayat
Tahta di atas rakyat yang melarat
Tahta di atas genangan darah
Banjir melanda, tapi kau malah tertawa
Banyak harta dan nyawa yang tenggelam
Kau malah tetap membentengi pintu air
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!