Mohon tunggu...
Ardi Winata Tobing
Ardi Winata Tobing Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk mengingat.

Prokopton.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sinopsis "A Time to Kill", Kebenaran adalah Campuran Adil dan Batil dalam Takaran yang Pas

15 September 2018   12:13 Diperbarui: 15 September 2018   12:41 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tonya Hailey, gadis negro, 10 tahun umurnya, diperkosa dalam perjalanan pulang, dilukai habis-habisan dan hampir mati digantung 2 pria kulit putih yang mabuk.

Dalam waktu singkat, mereka lalu ditangkap dan segera diadili.

Berselang beberapa hari, Carl Lee Hailey, Bapak korban, dengan M16 di tangan terbahak-bahak memberondong dua perogol anaknya saat sedang dikawal polisi menuju ruang tahanan. Kedua tersangka tewas dengan tubuh tercabik. Masing-masing berbagi 20 lebih peluru di tubuh. Juga seorang deputy, yang mesti kehilangan kaki, karena kebagian pelor nyasar.

Sebuah pembunuhan berencana menggunakan senapan serbu ilegal yang menghasilkan dua mayat, ditambah seorang aparat yang kakinya harus diamputasi, plus TKP berlangsung di sebuah kota kecil di Mississippi yang masih berlaku rasis terhadap warga berkulit legam, otomatis akan mudah memunculkan satu tanya: adakah harapan lain bagi sang Ayah yang ingin membalas dendam kecuali vonis mati tercekik di kamar gas?

John Grisham, si penulis novel, menyerahkan tugas mustahil membela si pesakitan kepada tokoh utamanya, seorang pengacara muda lokal kulit putih bernama Jake Brigance.

"A Time to Kill" adalah perkenalan 'tuntas' pertama saya dengan Grisham, setelah berulang kali gagal menutup tamat novel-novelnya yang lain. 906 halaman cetakan keempat Gramedia selesai dalam satu minggu.

Karya yang telah diadaptasi ke layar lebar (1996) dengan judul yang sama ini adalah debut Grisham tahun 1988, yang lucunya baru terkenal setelah novel kedua miliknya, The Firm, laris manis di pasar Amerika. "16 agen langsung menolak," curhat si penulis di kata pengantar, "plus belasan penerbit, ketika novel ini pertama kali ditawarkan naik cetak."

Di situs 5000bestbooks.com, A Time to Kill berada di posis 235, unggul ratusan tingkat dibanding karya popular Grisham lain; The Firm (643) dan Pelican Brief (718).

Banyak alasan bagus menempatkan novel ini sebagai karya yang lengkap. Sejak awal memulai, pembaca dilibatkan pada masalah hukum yang pelik namun dengan cara bercerita yang tidak terlalu "membebani" walau banyak diisi hal-hal teknis dunia peradilan. Tidak melulu serius dan mencekam, beberapa kali lawakan cerdas pun terselip dengan pas.

Grisham, yang juga seorang praktisi hukum berpengalaman, tentu lancar saja mendeskripsikan suasana ruang sidang beserta intrik para tokoh di kehidupan sehari-hari sebagai seorang manusia biasa.

Satu hal paling menarik dari novel yang terinspirasi dari kisah nyata ini adalah maksud yang ingin disampaikan Grisham perihal apa itu kebenaran, keadilan dan konsep-konsep luhur lain yang ingin diperjuangkan dengan menggunakan hukum sebagai alat utama beserta seluruh perangkatnya; hakim, juri, pengacara, undang-undang, bukti, saksi..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun