Mohon tunggu...
Ardiet Armes Forri Lase
Ardiet Armes Forri Lase Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi saya menggambar, saya juga suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi di Antara Bintang-Bintang

27 November 2023   12:01 Diperbarui: 27 November 2023   12:09 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di kota Metropolitan yang tak pernah tidur, di antara kilatan neon dan gemerlap cahaya lampu jalan, hiduplah seorang pria bernama Adrian. Dia adalah seorang pekerja kantoran biasa yang setiap hari terjebak dalam rutinitas yang monoton. Pagi-pagi dia bangun, menyelesaikan tumpukan pekerjaan di kantornya, dan kembali pulang saat langit sudah malam.

Meski hidupnya terlihat sederhana, di balik raut wajahnya yang serius terdapat hati yang penuh dengan impian. Adrian bercita-cita menjadi seorang seniman, melukis dunianya dengan warna-warna yang indah. Namun, kenyataan yang keras dan tekanan pekerjaan membuatnya terjebak dalam rutinitas yang tanpa akhir.

Suatu malam, setelah seharian bekerja keras di kantor, Adrian memutuskan untuk meluangkan waktu sendiri di atap gedung apartemennya. Pada malam itu, langit terbuka begitu luas, penuh dengan bintang-bintang yang bersinar gemilang. Di bawah langit itu, Adrian merenung tentang mimpi-mimpi yang selalu terabaikan.

Sebagai seorang seniman yang terpendam, Adrian sering kali melukis di malam hari. Namun, lukisannya hanya menjadi koleksi pribadi yang tersembunyi di sudut-sudut kecil apartemennya. Dia bermimpi suatu hari karyanya akan diakui oleh banyak orang, tetapi rasa takut dan ketidakyakinan diri selalu menghantuinya.

Di malam itu, sembari duduk di tepi atap yang dingin, Adrian menyusun rencana untuk mewujudkan mimpinya. Dia menatap bintang-bintang dan berbicara pada dirinya sendiri, "Apa yang membuatku takut? Mengapa aku tidak berani menghadapi ketakutan dan mengejar mimpi?"

Dengan tekad yang baru ditemukan, Adrian memutuskan untuk membuka pameran seninya sendiri. Dia menghabiskan setiap malam setelah bekerja untuk menciptakan karya-karya yang melukiskan keindahan kota dan kehidupan sehari-hari. Teman-temannya yang tadinya tidak tahu bahwa Adrian memiliki bakat seni, terkejut melihat hasil karya indah yang selama ini tersembunyi.

Proses persiapan pameran membawa Adrian ke dalam petualangan yang menakjubkan. Dia harus berjuang melawan rasa takut dan ketidakpastian, serta meyakinkan dirinya sendiri bahwa mimpinya bisa menjadi kenyataan. Teman-temannya, meskipun awalnya ragu, akhirnya memberikan dukungan dan semangat pada langkah berani Adrian.

Pameran seni Adrian akhirnya tiba. Galeri yang indah dipenuhi dengan lukisan-lukisan yang menceritakan kisah kehidupan di tengah kota besar. Orang-orang datang, dan pandangan mereka tertuju pada karya-karya Adrian. Tanggapan positif mengalir, dan seiring berjalannya waktu, Adrian merasa seperti bintang-bintang di langit yang menyaksikan keberhasilannya.

Namun, di tengah kesuksesannya, Adrian menyadari bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya terletak pada pengakuan orang lain, tetapi pada keberanian untuk mengikuti impian dan melepaskan ketakutan. Langit malam yang cerah dengan bintang-bintang yang bersinar mengingatkannya bahwa mimpi bukan hanya tentang pencapaian, tetapi juga tentang perjalanan menuju kesempurnaan.

Adrian belajar bahwa hidup ini seperti lukisan yang terus berkembang. Setiap goresan kuas mewakili momen-momen berharga dan tantangan yang harus dihadapi. Meskipun malam berlalu, bintang-bintang yang bersinar tetap menjadi saksi bisu dari setiap langkah perjuangan yang diambilnya.

Pada akhirnya, Adrian menyadari bahwa langit malam yang indah dan bintang-bintang yang bersinar adalah pengingat bahwa impian bukanlah sesuatu yang jauh di atas langit, tetapi ada di dalam diri setiap orang. Mimpi adalah petunjuk cahaya yang selalu membimbing kita melewati kegelapan, menghadapi ketidakpastian, dan mewujudkan potensi sejati yang ada di dalam diri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun