tradisi panjat pinang ternyata bermula saat zaman penjajahan Belanda dulu. Orang Belanda di Indonesia mengadakan lomba panjat pinang untuk merayakan hajatan seperti pernikahan, ulang tahun dan lain-lain.
Uniknya pesertanya adalah penduduk pribumi, yang antusias mengikutinya karena hadiah yang digantung di puncak adalah bahan-bahan yang dibutuhkan penduduk pribumi kala itu seperti bahan makanan dan pakaian.
Konon, para Belanda itu tertawa menyaksikan "kebodohan" orang pribumi yang mau berebut barang yang dianggap sepele oleh mereka. Namun di balik itu, ada filosofi luhur yang terkandung dalam permainan ini seperti kerja sama dan kerja keras.
Kini, panjat pinang ini seperti menjadi permainan yang wajib ada dalam perayaan kemerdekaan Indonesia. Jika dulu hadiahnya hanya berupa bahan yang dibutuhkan untuk hidup sehari-hari, kini hadiahnya pun tidak main-main seperti alat elektronik bahkan motor.
Bahkan dalam perkembangannya, pohon yang digunakan dalam perlombaan panjat pinang tidak lagi melulu pohon pinang, tapi juga bisa pakai bambu atau pohon pisang yang digantung dan diberi pelicin. Faktor yang memengaruhi pergeseran itu karena mahalnya harga pohon pinang dan semakin jarangnya stok pohon tinggi tersebut.
Jaga budaya kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H