Janji Cagub yang Tak Kunjung Selesai

Pemilu di di DKI Jakarta akan hadir sesaat lagi, atas nama bendera demokrasi banyak masyarakat DKI Jakarta banyak yang bersiap-siap untuk memilih calon kandidatnya masing-masing. Dan itu merupakan hak partisipasi dari semua masyarakat Jakarta. Dan tak kalah pula persaingan dari para calon kandidat yang maju pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta, ia mengatur strategi, membuat propoganda, mencari peluang untuk memperkenalkan dirinya, dan banyak macam cara demi untuk memperoleh kursi kekuasaan di tingkat Gubernur tersebut. Ia mempromosikan program-programnya, langkah kerjanyanya ke depan dan menebar pesona pada banyak masyarakat Jakarta dengan satu niat untuk memperoleh jabatan.

Tahun demi tahun ibukota telah berganti gubernur, akan tetapi atas nama penyakit ibukota seperti banjir, macet, jalanan rusak, birokrasi tidak beres belum kunjung selesai dibenahkan. Akan tetapi janji demi janji masih saja di ucapkan dengan lantang. Kita ambil contoh kasus banjir di Ibukota; seperti di Jakarta Timur, Jakarta Barat selama masa jabatan masih belum usai diselesaikan, kemudian masalah macet di Ibukota pergantian demi pergantian masih saja macet tidak bisa diselesaikan, mobil semakin bertambah, jalanan tidak diperlebar dan banyak yang berlubang, angkutan umum seperti busway yang minatnya semakin banyak (dan merupakan tujuan dari seorang gubernur) tidak difasilitasi dengan baik, dan busnya hanya sedikit sehingga masa hanya bertumpuk dengan padat.

Lalu siapakah yang benar-benar mampu untuk merubah, untuk Jakarta yang lebih maju dan lebih baru dengan membersihkan korupsi, membenahi birokrasi, membenahi penyakit Ibukota dan lain sebagainya. Kita sebagai warga jakarta mari mendukung yang lebih baik untuk perubahan yang lebih maju, siapa yang menduduki kursi pemerintahan gubernur. WAHAI CALON GUBERNUR JANGAN KAU PASANG JANJI MANISMU BILA ENGKAU TAK MAMPU MELUNASINYA.