Sebagai seorang pendidik, guru memiliki peran besar dalam membentuk karakter, kepercayaan diri, dan kesehatan mental siswa. Setiap kata yang diucapkan guru memiliki dampak, baik itu positif maupun negatif. Ucapan yang membangun dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk berkembang, sementara ucapan yang tidak bijak bisa meninggalkan luka yang mendalam. Dalam era pendidikan yang semakin memperhatikan kesehatan mental, penting bagi guru untuk lebih berhati-hati dengan pilihan kata.
1) Ucapan yang Bisa Menyebabkan Dampak Negatif
Beberapa ungkapan yang sering kali dianggap biasa ternyata dapat merusak kepercayaan diri siswa dan memengaruhi kondisi mental mereka. Berikut beberapa contohnya:
"Kamu tidak akan bisa!"
Ucapan ini, meskipun terkadang diucapkan sebagai bentuk tantangan, sering kali justru menanamkan rasa rendah diri pada siswa. Siswa yang mendengar ini mungkin kehilangan motivasi untuk mencoba, karena merasa sudah divonis gagal sejak awal.
"Kenapa kamu tidak bisa seperti [nama siswa lain]?"
Membandingkan siswa dengan orang lain adalah salah satu hal yang paling merusak. Setiap anak memiliki potensi unik yang tidak seharusnya dibandingkan. Ucapan ini dapat membuat siswa merasa tidak cukup baik dan merusak hubungan sosial antar siswa.
"Itu pertanyaan bodoh!"
Sikap merendahkan seperti ini dapat menghalangi siswa untuk berbicara atau bertanya di masa depan. Padahal, keberanian siswa untuk bertanya adalah langkah awal dalam proses pembelajaran.
"Kamu memang malas!"
Memberi label negatif kepada siswa hanya akan memperkuat pola pikir tersebut. Bukannya memotivasi, ucapan ini justru bisa membuat siswa merasa dirinya tidak bisa berubah.
"Kamu selalu membuat masalah!"
Menggeneralisasi perilaku negatif siswa dapat membuat mereka merasa tidak dihargai. Hal ini juga dapat memicu pemberontakan atau justru menarik diri dari lingkungan sekolah.
2) Dampak pada Mental dan Perilaku Siswa
Ucapan-ucapan di atas tidak hanya berdampak langsung pada emosi siswa, tetapi juga berpengaruh jangka panjang terhadap perkembangan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa kritik yang tidak membangun dari orang dewasa, termasuk guru, dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri siswa dan menyebabkan stres atau kecemasan.
Menurut data dari National Alliance on Mental Illness (NAMI), sekitar 1 dari 5 siswa mengalami masalah kesehatan mental setiap tahunnya, dan tekanan dari lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor utama. Selain itu, laporan dari American Psychological Association juga mengungkapkan bahwa pengalaman negatif dengan guru dapat membuat siswa kehilangan minat belajar dan menciptakan citra diri yang buruk.