5 Cara Sederhana dalam Menegur Anak Tanpa Harus Memarahi atau Memukulnya
Dalam dunia parenting, banyak tantangan yang dihadapi orang tua, salah satunya adalah cara menegur anak tanpa menggunakan emosi yang berlebihan atau hukuman fisik. Pendekatan yang bijak dan penuh pengertian sangat penting agar anak tumbuh dengan perasaan aman, percaya diri, dan mampu memahami batasan-batasan yang baik untuk dirinya. Berikut ini adalah lima cara sederhana namun efektif dalam menegur anak tanpa harus marah atau memukulnya.
1. Gunakan Nada Lembut dan Positif
Anak-anak sangat peka terhadap nada suara orang tua. Menggunakan nada lembut, meski dalam situasi tegas, dapat membantu anak lebih mudah menerima apa yang Anda katakan. Penelitian menunjukkan bahwa anak lebih responsif terhadap teguran yang disampaikan dengan nada tenang daripada nada tinggi atau penuh amarah. Sebuah studi dari American Academy of Pediatrics menemukan bahwa pendekatan ini meningkatkan rasa aman anak dan mengurangi perilaku negatif.
Contoh: Ketika anak melakukan kesalahan, misalnya tidak membereskan mainan, Anda bisa berkata, “Ayo kita bereskan mainan bersama-sama, nanti kita bisa punya ruang untuk bermain lagi.” Dengan cara ini, Anda tetap bisa menegur tanpa membuat anak merasa tertekan.
2. Berikan Penjelasan dan Bantu Anak Memahami Alasannya
Alih-alih langsung melarang atau memarahi, cobalah memberi penjelasan tentang alasan di balik aturan yang Anda buat. Anak perlu tahu bahwa setiap tindakan mereka memiliki konsekuensi. Misalnya, jika mereka menumpahkan sesuatu, jelaskan pentingnya menjaga kebersihan dan bagaimana mereka bisa ikut bertanggung jawab.
Penjelasan seperti ini membantu anak belajar berpikir logis dan memahami konsep tanggung jawab. Anak juga lebih mungkin untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama karena mereka memahami alasan di balik aturan yang diberikan.
Contoh: Ketika anak berlarian di dalam rumah, Anda bisa berkata, “Kalau kamu berlari di dalam rumah, kamu bisa terpeleset dan terluka. Kita lebih baik berlari di taman atau luar rumah.” Dengan ini, anak akan lebih memahami alasan aturan tanpa merasa dilarang tanpa alasan.
3. Libatkan Anak dalam Diskusi dan Pilihan