Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah yang Tak Akan Pernah Diajarkan di Bangku Sekolah

23 Oktober 2024   22:24 Diperbarui: 23 Oktober 2024   23:05 17922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah yang diajarkan di sekolah sering kali hanya menyoroti peristiwa-peristiwa besar yang dianggap penting dalam pembentukan suatu negara atau masyarakat. Namun, di balik itu semua, ada banyak kisah yang tak diungkapkan secara luas, baik karena sensitifitas, bias politik, atau dianggap tak relevan dengan kurikulum. Inilah sejarah yang tersembunyi, kisah-kisah yang mungkin tak akan pernah kita pelajari di bangku sekolah.

1. Peran Perempuan dalam Perang

Sejarah sering kali diwarnai oleh kisah kepahlawanan para pria, sementara kontribusi perempuan dalam peristiwa besar dunia terkubur oleh narasi dominan. Dalam Perang Dunia II, misalnya, perempuan tidak hanya bekerja sebagai perawat atau pengasuh di garis belakang. Banyak di antaranya terlibat langsung di medan perang, baik sebagai tentara, agen rahasia, hingga mata-mata. Salah satu contoh yang sering kali tak dibahas adalah peran perempuan Rusia dalam Tentara Merah. Perempuan ini bertarung di garis depan, menjadi penembak jitu, dan berperan penting dalam memenangkan beberapa pertempuran kritis.

Di Eropa Barat, agen-agen perempuan yang bekerja untuk SOE (Special Operations Executive) Inggris melakukan operasi rahasia di belakang garis musuh Nazi. Salah satu kisah yang jarang terdengar adalah tentang Noor Inayat Khan, seorang perempuan India yang menjadi operator radio untuk SOE dan gugur dalam tugas rahasia di Prancis. Sejarah resmi lebih sering mengagungkan peran besar tokoh pria seperti Winston Churchill atau Jenderal Eisenhower, sementara kisah Noor dan perempuan pejuang lainnya jarang diangkat.

2. Penjajahan yang Dianggap Remeh

Ketika kita belajar tentang kolonialisme, kita sering mendengar tentang negara-negara besar seperti Inggris, Prancis, dan Spanyol yang menjajah wilayah-wilayah besar di seluruh dunia. Namun, penjajahan yang lebih kecil atau lebih "halus" sering kali luput dari perhatian. Contohnya, penjajahan di Polinesia, yang mencakup banyak pulau kecil di Pasifik, memiliki dampak yang sama destruktifnya seperti penjajahan di benua besar. Penduduk asli Polinesia mengalami pemusnahan budaya akibat misionaris Kristen yang masuk dan kebijakan kolonial yang memaksakan perubahan sosial dan agama.

Di Amerika Latin, misalnya, meskipun kita belajar tentang penjajahan Spanyol, dampak dari perbudakan yang dibawa oleh negara-negara Eropa lain seperti Belanda dan Portugal jarang mendapat sorotan. Perbudakan di Brasil menjadi salah satu yang paling brutal, di mana jutaan budak Afrika dibawa untuk bekerja di perkebunan gula, dan ini terus berlangsung hingga akhir abad ke-19, bahkan setelah negara-negara lain mulai menghapus perbudakan.

3. Genosida yang Dilupakan

Genosida sering kali dianggap sebagai salah satu kejahatan terbesar dalam sejarah umat manusia. Namun, tak semua genosida mendapat perhatian yang sama di dalam buku-buku sejarah. Sebagai contoh, genosida di Kongo yang dilakukan oleh rezim Leopold II dari Belgia jarang dibahas dalam pelajaran sejarah. Pada akhir abad ke-19, sekitar 10 juta orang Kongo tewas dalam rangka eksploitasi sumber daya alam, terutama karet, yang dilakukan oleh tentara Belgia. Kekejaman ini sangat sedikit diangkat dalam kurikulum sekolah, meskipun skalanya setara dengan Holocaust.

Contoh lain adalah genosida terhadap penduduk asli Tasmania oleh kolonial Inggris pada abad ke-19. Suku Aborigin Tasmania hampir punah akibat kekerasan, penyakit, dan pemindahan paksa yang dilakukan oleh kolonial Inggris. Sejarah resmi Australia lebih sering berfokus pada perkembangan ekonomi dan kemajuan peradaban kolonial, namun tragedi penduduk asli yang hampir sepenuhnya dimusnahkan, seringkali diabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun