Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masalah yang Kerap Terjadi dalam Pengelolaan BOSDA dan BOSNAS di Sekolah

30 September 2024   08:00 Diperbarui: 30 September 2024   08:01 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.grid.id/read/042910645/wajib-waspada-kalau-dikeluarkan-ternyata-ini-7-arti-mimpi-sekolah-yang-bakal-bawa-berita-besar-buatmu?page=all)

Pengelolaan dana pendidikan merupakan aspek penting dalam memastikan kelancaran kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah di Indonesia. Dua sumber utama dana pendidikan yang dikelola sekolah adalah BOSNAS (Bantuan Operasional Sekolah Nasional) dan BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah Daerah). Kedua program ini bertujuan untuk mendukung operasional sekolah dan meringankan beban orang tua terkait biaya pendidikan. Namun, meski niat dan tujuan program ini mulia, masih banyak masalah yang sering muncul dalam pengelolaan BOSNAS dan BOSDA. Masalah-masalah ini tidak hanya menghambat pengelolaan sekolah yang efektif, tetapi juga berpotensi merugikan siswa.

 Pengertian BOSNAS dan BOSDA

BOSNAS (Bantuan Operasional Sekolah Nasional) adalah program bantuan yang disalurkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini bertujuan untuk mendukung kegiatan operasional rutin di sekolah-sekolah, termasuk membayar gaji guru honorer, pengadaan buku, biaya pemeliharaan fasilitas, serta kegiatan pembelajaran lainnya.

Sementara itu, BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah Daerah) merupakan dana bantuan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan tujuan serupa, yaitu mendukung operasional sekolah. Namun, BOSDA biasanya dialokasikan untuk memenuhi kekurangan dana yang tidak tercakup oleh BOSNAS, khususnya di daerah-daerah yang memiliki kebutuhan khusus atau mengalami kendala finansial.

 Data Pengelolaan BOSNAS dan BOSDA

Menurut data dari Kementerian Pendidikan, dana BOSNAS yang dialokasikan pada tahun 2023 mencapai lebih dari Rp52 triliun, dengan cakupan 45,6 juta siswa di 216.662 sekolah di seluruh Indonesia. BOSDA, di sisi lain, bervariasi tergantung pada kebijakan dan anggaran daerah masing-masing. Beberapa daerah dengan PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang besar, seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat, mengalokasikan dana BOSDA yang cukup signifikan, sementara daerah lain mungkin memberikan dana yang lebih terbatas.

Namun, pengelolaan dana yang besar ini kerap kali menghadapi berbagai masalah yang bisa memengaruhi efektivitas program.

 Masalah dalam Pengelolaan BOSNAS dan BOSDA

1. Kurangnya Transparansi dalam Penggunaan Dana

   Salah satu masalah utama dalam pengelolaan BOSNAS dan BOSDA adalah kurangnya transparansi. Banyak sekolah tidak melaporkan penggunaan dana secara detail atau sesuai ketentuan. Dalam beberapa kasus, laporan penggunaan dana hanya disusun secara formalitas tanpa disertai bukti-bukti pendukung yang kuat. Kurangnya transparansi ini menimbulkan celah untuk terjadinya penyalahgunaan anggaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun