Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Guru Itu Ibarat Lilin yang Menyala di Kegelapan, Bukan Bagai Air yang Mengisi Bejana hingga Penuh

19 September 2024   08:00 Diperbarui: 19 September 2024   08:03 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua siswa mengangguk, meskipun beberapa dari mereka masih merenungkan makna yang lebih dalam dari kata-kata Pak Bagus. Di antara mereka, ada satu anak yang berbeda dari yang lain, bernama Raka. Ia dikenal sebagai anak yang pendiam dan sering kesulitan dalam pelajaran. Banyak guru menganggapnya sebagai anak yang malas dan kurang termotivasi. Namun, Pak Bagus melihat sesuatu yang berbeda dalam diri Raka. Ia melihat potensi yang tersembunyi di balik sikap pendiam dan pandangan mata yang sering terlihat kosong itu.

Setelah pelajaran selesai, Pak Bagus mendekati Raka. "Raka, bolehkah Bapak berbicara sebentar?"

Raka mengangguk pelan, meski dalam hatinya ia merasa gelisah. Ia berpikir bahwa Pak Bagus akan menegurnya tentang nilai-nilai buruknya atau ketidakaktifannya di kelas, seperti yang dilakukan guru-guru lain sebelumnya.

Namun, alih-alih teguran, Pak Bagus tersenyum lembut. "Raka, saya melihat ada sesuatu yang istimewa dalam dirimu. Saya percaya kamu mampu lebih dari yang kamu tunjukkan di kelas."

Raka terdiam. Ini pertama kalinya ada seorang guru yang mengatakan hal semacam itu padanya. Biasanya, ia hanya dianggap sebagai anak yang tidak peduli pada sekolah.

"Saya tahu mungkin kamu merasa sulit atau bingung dengan pelajaran, tapi ingatlah, kamu bukan bejana yang perlu diisi. Kamu memiliki cahaya di dalam dirimu, dan tugas saya adalah membantu menyalakannya."

Raka merasa dadanya bergetar mendengar kata-kata Pak Bagus. Ia tidak pernah berpikir bahwa ada "cahaya" di dalam dirinya. Ia selalu merasa seperti gelap, terjebak dalam kebingungan dan rasa kurang percaya diri.

Mulai hari itu, Pak Bagus memberi perhatian lebih pada Raka, bukan dengan memaksanya memahami setiap pelajaran, tetapi dengan memberikan dorongan, kesempatan untuk bertanya, dan ruang untuk membuat kesalahan tanpa merasa dihakimi. Raka mulai merasa bahwa ia bisa belajar dengan caranya sendiri, tanpa tekanan untuk menjadi "sempurna" seperti teman-temannya yang lain.

Bulan demi bulan berlalu. Dengan bimbingan Pak Bagus, Raka mulai menunjukkan perubahan. Meski nilainya tidak langsung melonjak, ia mulai lebih aktif bertanya dan lebih percaya diri saat mengerjakan tugas. Teman-temannya juga melihat perubahan ini, dan mereka mulai menghargai Raka sebagai pribadi yang lebih terbuka.

Di penghujung tahun ajaran, Pak Bagus kembali membawa lilin ke kelas. Kali ini, ia meminta semua siswa untuk berdiri mengelilingi meja tempat lilin itu diletakkan. Sambil menyalakan lilin, ia berbicara, "Selama setahun ini, saya berharap kalian telah menemukan sedikit cahaya dalam diri kalian masing-masing. Cahaya itu, anak-anak, tidak hanya dari saya. Setiap dari kalian punya potensi untuk menyalakan cahaya dalam diri sendiri dan juga orang lain."

Pak Bagus kemudian memberikan lilin kecil kepada setiap siswa. "Sekarang, kalian memiliki lilin masing-masing. Ini bukan sekadar benda fisik, tapi simbol bahwa kalian bisa menjadi cahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Di dunia ini, akan selalu ada kegelapan---rasa takut, kebingungan, ketidakpastian. Tapi selama kalian punya cahaya dalam diri kalian, kalian akan menemukan jalan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun