filsafat melibatkan upaya sadar untuk menjaga, mengembangkan, dan memperkaya kapasitas mental seseorang. Dalam tradisi filsafat, pikiran sering dipandang sebagai inti dari keberadaan manusia---sumber dari kesadaran, pengetahuan, dan kebijaksanaan.
Merawat pikiran dari sudut pandangMerawat pikiran berarti melibatkan diri dalam refleksi kritis, introspeksi, dan pencarian pemahaman yang lebih mendalam tentang diri sendiri dan dunia. Ini mencakup aktivitas seperti membaca, berdiskusi, dan merenung, yang bertujuan untuk mempertajam pemikiran, memperluas perspektif, dan menghindari stagnasi intelektual.Â
Filosof seperti Socrates menekankan pentingnya "merawat jiwa" melalui dialog dan pencarian kebenaran, yang dapat dipandang sebagai cara untuk merawat pikiran agar tetap sehat, rasional, dan terbuka terhadap pengetahuan baru.
Sedangkan menurut para ahli, ada beberapa pendapat terkait definisi  merawat pikiran. Para ahli berikut merupakan kalangan filsuf yang memiliki pemikiran khas terkait gagasan tentang merawat pikiran berdasarkan sudut pandang ilmu filsafat. Berikut adalah beberapa pandangan para ahli tentang pengertian merawat pikiran:
Plato: Plato berpendapat bahwa merawat pikiran berarti menjaga keseimbangan antara berbagai aspek jiwa, termasuk rasionalitas, emosi, dan keinginan. Menurutnya, pikiran yang teratur dan terkendali adalah dasar dari kebijaksanaan dan kebahagiaan.
Descartes: Dalam pandangan Ren Descartes, merawat pikiran berkaitan erat dengan keraguan metodis dan pencarian kebenaran. Descartes menekankan pentingnya mempertanyakan segala sesuatu secara kritis untuk mencapai pemahaman yang jelas dan pasti, yang merupakan bentuk perawatan pikiran yang paling mendasar.
Sigmund Freud: Dari perspektif psikoanalisis, Freud menyatakan bahwa merawat pikiran melibatkan kesadaran akan konflik batin yang tidak disadari dan bagaimana hal itu memengaruhi perilaku dan pikiran. Proses ini dapat dilakukan melalui refleksi diri, terapi, atau analisis mimpi.
Martin Heidegger: Heidegger mengajukan bahwa merawat pikiran melibatkan kesadaran akan keberadaan (being) dan hubungan kita dengan dunia. Menurutnya, perawatan pikiran berarti terus-menerus merefleksikan makna dan tujuan hidup dalam kaitannya dengan keberadaan kita yang lebih luas.
Daniel Goleman: Dalam konteks kecerdasan emosional, Goleman melihat merawat pikiran sebagai bagian integral dari mengelola emosi, meningkatkan kesadaran diri, dan membangun hubungan sosial yang sehat. Ini melibatkan praktik-praktik seperti meditasi, mindfulness, dan pengembangan empati.
Aristoteles: Aristoteles memandang merawat pikiran sebagai upaya untuk mencapai eudaimonia (kehidupan yang baik) melalui pengembangan kebajikan intelektual. Baginya, pikiran yang dirawat dengan baik adalah pikiran yang diarahkan pada kebijaksanaan dan kehendak baik.
Dari berbagai sudut pandang ini, merawat pikiran bisa dipahami sebagai proses yang kompleks dan multifaset yang mencakup pengembangan intelektual, emosional, dan moral.